Sabtu, 31 Maret 2012

botani tingkat tinggi


BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Dalam taksonomi terdapat dua istilah yang sering dianggap sinonim yaitu identifikasi dan determinasi. Karena kedua istilah tersebut dianggap sinonim, maka penggunaannya sering dipertukarkan. Kalau kita memperhatikan definisi dari kedua istilah tersebut, sesungguhnya terdapat perbedaan identifikasi asal katanya adalah to identify yang artinya mempersamakan, mencocokkan, membandingkan dan sebagainya. Sedangkan to determine yang atinya menentuka atau memastikan. Dengan demikian identifikasi sesungguhnya berarti langkah-langkah yang dilakukan dengan mempersamakan, mencocokkan, atau membandingkan sifat dan ciri yang dimiliki oleh dua tumbuhan.
Determinasi berarti menentukan atau memastikan nama dari tumbuhan atau spesimen tumbuhan tersebut, sedangkan identifikasi merupakan proses yang dilaksanakna terlebih dahulu yaitu dengan mengamati sifat-sifat tumbuhan atau spesimen atau yang lainnya setelah itu lalu melakukan determinasi atau menentukan nama ilmiahnya yang benar.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian identifikasi dan sistem identifikasi?
2.      Bagaimana cara mengidentifikasi tumbuhan?
3.      Apa pengertian kunci determinasi?
4.      Apa macam-macam kunci determinasi?
5.      Apa manfaat dari kunci determinasi?



C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian identifikasi dan sistem identifikasi.
2.      Untuk mengetahui bagaimana cara mengidentifikasi tumbuhan.
3.      Untuk mengetahui pengertian kunci determinasi.
4.      Untuk mengetahui macam-macam kunci determinasi.
5.      Untuk mengetahui manfaat dari kunci determinasi.

D.    Manfaat
            Sejalan dengan tujuan penulisan makalah tersebut maka ada beberapa kegunaan dan manfaat baik untuk penulis itu sendiri maupun pihak lain, adapun manfaat dan kegunaan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Kegunaan Teoritis
a). Hasil dari penulisan makalah ini dapat digunakan sebagai sumber informasi dan bahan pertimbangan  bagi mahasiswa seputar botani tingkat tinggi
b).agar mahasiswa dapat memahami konsep,teori dalam penerapannya dalam menyampaikannya saat di ditanyakan.
2. Kegunaan Praktis
a). Mengembangkan dan meningkatkan wawasan bagi penulis seputar bidang    yang ditekuni.
b). Meningkatkan daya pikir penulis guna pembentukan wacana berpikir secara terhadap gejala teoritis dan empiris yang berkembang dewasa ini








BAB II
PEMBAHASAN


A.    Identifikasi dan sistem identifikasi
Indentifikasi atau “pengenalan” merupakan kegiatan untuk menetapkan identitas (“jati diri”) suatu tumbuhan, yang dalam hal ini tidak lain daripada “menentukan namanya yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi”. Istilah identifikasi sering juga digunakan istilah “determinasi”.
 Identifikasi tumbuhan yang belum dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan harus tidak boleh menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku seperti dimuat dalam KITT. Nama takson baru itu selanjutnya harus dipublikasikan melalui cara-cara yang diatur pula oleh KITT. Prosedur identifikasi tumbuhan yang untuk pertama kali akan diperkenalkan oleh dan ke dunia ilmiah itu memerlukan bekal yang lazimnya hanya dimiliki oleh mereka yang berpendidikan ilmu hayat, khususnya taksonomi tumbuhan. Oleh karena itu pekerjaan identifikasi yang pertama kali itu hanya dilakukan oleh ahli-ahli yang bekerja dalam lembaga penelitian taksonomi tumbuhan (herbarium), jarang sekali oleh pihak-pihak lain di luar mereka. Adapun teknik identifkasi yaitu:
1.      Bertanya langsung kepada ahlinya
2.      Mencocokkan dengan herbarium
3.      Mencocokkan dengan uraian dan gambar dalam buku flora atau monografi
4.      Menggunakan kunci identifikasi

B.     Cara Mengidentifikasi Tumbuhan
Dari tumbuhan yang ada di bumi ini, yang demikan beranekaragam dan besar jumlahnya itu, tentu ada yang telah kita kenal dan ada pula yang tidak kita kenal. Yang kita kenal mungkin juga dikenal orang lain tetapi mungkin juga tidak. Sebaliknya pun dapat terjadi, tetapi mungkin pula tumbuhan yang tidak kita kenal itu belum pula dikenal oleh siapa pun, jadi juga belum dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan. Denagn demikian orang yang akan mengidentifikasikan suatu tumbuhan selalu menghadapi 2 kemungkinan, yaitu :
1.      Identifikasi tumbuhan yang belum dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan
Manusia sebagian besar bergantung pada tumbuhan, tentulah sejak dahulu kala manusia telah melakukan pengenalan tumbuhan dan semakin banyak yang ia kenal semakin dirasakan pula perlunya untuk mengadakan penggolongan atau klasifikasinya. Oleh sebab itu masalah identifikasi ini bukan suatu yang baru. Yang relatif baru adalah kesepakatan internasional menuju keseragaman dalam pemberian nama yang secara eksplisit kemudian disebut sebagai nama ilmiah. Untuk kalsifikasinya pun diharapkan agar dapat disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, yaitu dengan menerapkan sistem filogenetik.
Identifikasi tumbuhan selalu didasarkan atas spesimen (bahan) yang rill, baik spesimen yang masih hidup maupun yang telah diawetkan, biasanya dengan cara dikeringkan atau dalam bejana yang berisi cairan pengawet, misalnya alcohol dan formalin. Oleh pelaku identifikasi spesimen yang belum dikenal itu melalui studi yang seksama kemudian dibuatkan candra atau deskripsinya disamping gambar-gambar terinci mengenai bagian-bagian tumbuhan yang memuat ciri-ciri diagnostiknya, yang atas dasar hasil studinya kemudian ditetapkan spesimen itu merupakan anggota populasi jenis apa, dan berturut-turut ke atas dimasukkan kategori yang mana (marga, suku, bangsa, dan kelas serta divisinya). Penentuan nama jenis dan tingkat-tingkat takson keatas berturut-turut tidak boleh menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku seperti dimuat dalam KITT. Nama takson baru itu selanjutnya harus dipublikasikan melalui cara-cara yang diatur pula oleh KITT. Prosedur identifikasi tumbuhan yang untuk pertama kali akan diperkenalkan oleh dan ke dunia ilmiah itu memerlikan bekal yang lazimnya hanya dimiliki oleh mereka yang berpendidikan ilmu hayat, khususnya taksonomi tumbuhan. Oleh karena itu pekerjaan identifikasi yang pertama kali itu hanya dilakukan oleh ahli-ahli yang bekerja dalam lembaga penelitian taksonomi tumbuhan (herbarium), jarang sekali oleh pihak-pihak lain di luar mereka.
2.      Identifikasi tumbuhan yang telah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan.
Publikasi ahli-ahli taksonomi yang memuat nama takson baru yang diperkenalkan kepada khalayak ramai, sekurang-kurangnya kepada khalayak ilmu pengetahuan disebut publikasi yang asli. Seperti telah disebut dimuka baik nama yang diberikan maupun cara mempublikasikannya harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam KITT. Nama yang diberikan yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku disebut nama yang tidak sah sedang publikasi yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku disebut sebagai publikasi yang tidak berlaku atau tidak shahih. Nama yang tidak sah dan dipublikasikan menyimpang dari ketentuan merupakan nama yang tidak dapat diterima dan tidak dibenarkan untuk dipakai.
Nama takson baru yang diperkenalkan seorang ahli lazimnya termuat dalam karya yang disebut Flora atau Monografi. Flora merupakan suatu bentuk karya taksonomi yang memuat jenis-jenis tumbuhan yang ditemukan dalam suatu wilayah tertentu, seperti misalnya “Flora pulau Jawa”, “flora suku daerah pertanian di Jawa”, sedangkan Monografi memuat jenis-jenis tumbuhan yang tergolong dalam kategori tertentu (jenis, marga, suku), baik yang terbatas pada suatu wilayah tetentu saja maupun yang terdapat di seluruh dunia, misalnya “jenis-jenis Annona di Jawa” atau “jenis-jenis Annona di seluruh dunia”. Flora dan monografi lazimnya memuat candra atau deskripsi setiap jenis yang disebut didalamnya, kadang-kadang bahkan disertai gambar-gambar lengkap (atlas) seluruh jenis yang dimuat. Dengan demikian, flora atau monografi oleh pembaca dapat digunakan sebagai sarana identifikasi untuk jenis-jenis tumbuhan yang tidak ia kenal, tetapi diperkirakan berasal dari wilayah yang sama atau tergolong dalam kategori yang sama dengan yang disebut dalam flora atau monografiitu. Bahkan sering kali penulis flora ataupun monografi dengan sengaja menyertakan suatu sarana identifikasi khusus untuk jenis tumbuhan yang sama dengan yang dimuat dalam flora atau monografi itu yang berupa “kunci identifikasi” atau “kunci determinasi”.
Untuk identifikasi tumbuhan yang tidak kita kenal, tetapi dikenal oleh dunia ilmi pengetahuan, pada waktu ini tersedia beberapa sarana, antara lain:
1.      Menanyakan identitas tumbuhan yang tidak kita kenal kepada seorang yang kita anggap ahli dan kita perkirakan mampu memberikan jawaban atas pertanyaan kita.
2.      Mencocokkan dengan spesimen herbarium yang telah diidentifikasikan.
3.      Mencocokkan dengan candra dan gambar-gambar yang ada dalam buku-buku flora atau monografi.
4.      Penggunaan kunci identifikasi dalam identifikasi tumbuhan.
5.      Penggunaan lembar identifikasi jenis (yaitu sebuah gambar suatu jenis tumbuhan yang disertai dengan nama dan klasifikasi jenis yang bersangkutan.

C.    Kunci Determinasi
Determinasi yaitu membandingkan suatu tumbuhan dengan satu tumbuhan lain yang sudah dikenal sebelumnya (dicocokkan atau dipersamakan). Karena di dunia ini tidak ada dua benda yang identik atau persis sama, maka istilah determinasi (Inggris to determine = menentukan, memastikan) dianggap lebih tepat daripada istilah identifikasi (Inggeris to identify = mempersamakan (Rifai,1976).
Untuk mendeterminasi tumbuhan pertama sekali adalah mempelajari sifat morfologi tumbuhan tersebut (seperti posisi, bentuk, ukuran dan jumlah bagian-bagian daun, bunga, buah dan lain- lainnya).  Langkah berikut adalah membandingkan atau mempersamakan ciri-ciri tumbuhan tadi dengan tumbuhan lainnya yang sudah dikenal identitasnya, dengan menggunakan salah satu cara di bawah ini:
1.      Ingatan
Pendeterminasian ini dilakukan berdasarkan pengalaman atau ingatan kita. Kita mengenal suatu tumbuhan secara langsung karena identitas jenis tumbuhan yang sama sudah kita ketahui sebelumnya, misalnya didapatkan di kelas, atau pernah mempelajarinya, pernah diberitahukan orang lain dan lain-lain.
2.      Bantuan orang
Pendeterminasian dilakukan dengan meminta bantuan ahli-ahli botani sistematika yang bekerja di pusat-pusat penelitian botani sistematika, atau siapa saja yang bisa memberikan pertolongan. Seorang ahli umumnya dapat cepat melakukan pendeterminasian karena pengalamannya, dan kalau menemui kesulitan maka dia akan menggunakan kedua cara berikutnya.
3.      Spesimen acuan
Pendeterminasian tumbuhan dapat juga dilakukan dengan membandingkan secara langsung dengan specimen acuan yang biasanya diberi label nama. Spesimen tersebut bisa berupa tumbuhan hidup, misalnya koleksi hidup di kebun raya. Akan tetapi specimen acuan yang umum dipakai adalah koleksi kering atau herbarium.
4.      Pustaka
Cara lain untuk mendeterminasi tumbuhan adalah dengan membandingkan atau mencocokkan ciri- ciri tumbuhan yang akan dideterminasi dengan pertelaan-pertelaan  serta gambar-gambar yang ada dalam pustaka. Pertelaan-pertelaan tersebut dapat dijumpai dalam hasil penelitian botani sistematika yang disajikan dalam bentuk monografi, revisi, flora, buku-buku pegangan ataupun bentuk lainnya.
5.      Komputer
Berkat pesatnya kemajuan teknologi dan biometrika akan ada mesin elektronika modern yang diprogramkan untuk menyimpan, mengolah dan memberikan kembali keterangan-keterangan tentang tumbuh-tumbuhan. Dengan demikian pendeterminasian tumbuh-tumbuhan nantinya akan dapat dilakukan dengan bantuan komputer.

D.    Macam-macam Kunci Determinasi
Berdasarkan cara penyusunan sifat-sifat yang harus dipilh maka dikenal 3 macam kunci determinasi yaitu:
1.      Kunci perbandingan
Dalam kunci perbandingan maka semua takson tumbuhan yang dicakup dan segala ciri utamanya dicantumkan sekaligus. Yang termasuk kuncin perbandingan antara lain :
a)      Table
Kunci perbandingan berbentuk tabel memuat lajur dan kolom yang berisi sifat dan ciri yang dipunyai dalam lajur atu kolom lain, serta ada tidaknya sifat dan ciri yang dimiliki oleh takson-takson tersebut.
b)      Kartu berlubang
c)      Kunci leenhouts
Memuat sifat dan ciri nomor takson, dan digunakan untuk mengatasi permasalahan pada kunci tabel atau kunci berlubang.

2.      Kunci analisis
Bentuk ini merupakan yang paling umum dipakai dalam pustaka. Kunci analisis sering disebut kunci dikotomi (dua ciri yang saling berlawanan), sebab pada dasarnya terdiri atas :
a)      Sederet bait/kuplet
Dalam suatu kunci, sepasang pertanyaan yang saling bertentangan dinamakan kuplet (couplet), sedangkan masing-masing pertanyaan dinamakan bait (lead).
b)      Setiap bait terdiri atas dua atas beberapa baris yang disebut penuntun dan berisi ciri-ciri yang bertentangan satu sama lain.
Artinya, apabila suatu makhluk hidup memiliki ciri-ciri yang satu, berarti ciri yang lain pasti gugur. Untuk memudahkan pemakaiannya dan pengacuan maka setiap bait diberi nomor sedangkan penuntunnya ditandai dengan huruf. Seperti telah disinggung di atas pemakai kunci determinasi harus mengikuti bait-bait secara bertahap sesuai dengan yang ditentukan oleh penuntun. Tapi dengan mempertentangkan ciri-ciri yang tercantum dalam penuntun-penuntun secukupnya akhirnya hanya akan tinggal satu kemungkinan dan kita akan dituntun langsung pada nama takson tumbuhan yang dicari.
Kunci determinasi analisis dibedakan menjadi dua macam berdasarkan cara penempatan bait-baitnya yaitu kunci determinasi bertakik dan kunci paralel.
a)      Kunci  determinasi bertakik
Pada kunci determinasi bertakik penuntun-penuntun yang sebait ditakikkan pada tempat tertentu dari pinggir (menjarak pada jarak tertentu dari pinggir), tapi letaknya berjauhan. Di antara kedua penuntun itu ditempatkan bait-bait takson tumbuhan, dengan ditakikkan lebih ke tengah lagi dari pada takik awal atau pinggir yang memenuhi ciri penuntun pertama dari baik penuntun pertama maupun penuntun yang dipisahkan berjauhan. Dengan demikian maka unsur-unsur takson yang mempunyai ciri yang sama jadi bersatu sehingga bisa terlihat sekaligus. Kunci bertakik ini efisien untuk bahan yang sedikit, tetapi apabila bahan (takson) yang digunakan sangat banyak dapat dibayangakan bahwa terlalu banyak memakan tempat, oleh karena itu ada alternatif kunci lain, yaitu kunci paralel. Contoh kunci bertakik :
1. a.Komposisi daun majemuk ………………………………….. 2
    2. a. Menyirip ganda 1 …………………………S. macrophylla
        b. Menyirip ganda 2 …………………………C. pulcherrima

1. b. Komposisi daun tunggal …………………………………… 3
    3. a. Tata daun opposite …………………………… G. arborea
         b.Tata daun alternate atau alternate distichous……… 4
        4. a. Bag. bwh berwarna hijau ………….A.heterophyllus
             b. Bag.bwh berwarna cokelat ………………..C. cainito

b)      Kunci paralel
Berbeda dengan kunci bertakik, penuntun-penuntun kunci paralel yang sebait ditempatkan secara berurutan dan semua baitnya disusun seperti gurindam atau sajak. Pada akhir setiap penuntun diberikan nomor bait yang harus diikuti dan demikian seterusnya sehingga akhirnya diperoleh nama takson tumbuhan yang dicari. Kunci paralel lebih menghemat tempat dibandingkan dengan kunci bertakik. Kunci ini lebih efisien untuk bahan takson yang banyak, sehingga banyak digunakan dalam buku-buku yang berjudul Flora. Buku Flora of Java yang ditulis oleh Backer dan Backuizen van den Brink semuanya ditulis dalam bentuk kunci paralel. Kerugiannya adalah kita tidak dapat melihat langsung sifat-sifat takson dalam satu deretan seperti pada kunci bertakik. Contohnya :
1. a. Komposisi daun majemuk ………………………………. 2
    b. Komposisi daun tunggal ………………………………… 3
2. a. Menyirip ganda 1 ……………………….. S. macrophylla
    b. Menyirip ganda 2 ……………………….  C. pulcherrima
3. a. Tata daun opposite …………………….   G. arborea
    b. Tata daun alternate atau alternate distichous…….. 4
4. a. Bag. bawah berwarna hijau………….    A.heterophyllus
    b. Bag. Bawah berwarna cokelat ………   C. cainito

Gambar komposisi daun majemuk
a)      Menyirip ganda 1
Swietenia macrophylla (Mahoni)










b)     Menyirip ganda 2
Caesalpinia pulcherrima (Kembang merak)
Gambar komposisi daun tunggal
a)      Tata daun opposite
Swietenia macrophylla (Mahoni)
b)     Tata daun alternate
Bagian bawah berwarna hijau
Artocarpus  heterophyllus (Nangka)

Bagian bawah berwarna cokelat
Chrysophyllum cainito (Sawo duren)
3.      Kunci sinopsis
Sinopsis merupakan kesimpulan suatu sistem penggolongan yang disajikan secara tertulis. Golongan yang diduga mempunyai kekerabatan yang erat dikelompokkan dan ciri umum utama yang diapakai sebagai dasar pengelompokkan dicantumkan. Jadi walaupun penyajian sinopsis itu kebanyakan menyerupaibentuk kunci bertakik, tetapi tujuan utama penyusunannya bukanlah dimaksudkan untuk mendeterminasikan takson tumbuhan. Jadi sinopsis merupakan bentuk kunci yang memperlihatkan gambaran sifat-sifat teknik yang umum atau secara keseluruhan dalam membedakan golongan tumbuhan.

E.     Manfaat Kunci Determinasi
Digunakan untuk menentukan makhluk hidup ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan kesamaan ciri. Salah satu langkah yang dapat ditempuh untuk menentukan kelompoknya adalah dengan menyusun ciri yang berlawanan. Pada setiap langkah terdapat dua pilihan, dua ciri yang saling berlawanan, yang harus dipilih untuk menentukan urutanidentifikasi berikutnya.













BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari pembahsan diatas maka dapat disimpulkan bahwa:
1.      Indentifikasi atau “pengenalan” merupakan kegiatan untuk menetapkan identitas (“jati diri”) suatu tumbuhan, yang dalam hal ini tidak lain daripada “menentukan namanya yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi”. Istilah identifikasi sering juga digunakan istilah “determinasi”.
2.      Cara mengidentifikasi tumbuhan ada dua cara, yaitu:
a.       Identifikasi tumbuhan yang belum dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan.
Identifikasi ini bukan suatu yang baru yang relatif baru adalah kesepakatan internasional menuju keseragaman dalam pemberian nama yang secara eksplisit kemudian disebut sebagai nama ilmiah.
b.      Identifikasi tumbuhan yang telah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan. Langkah-langkahnya:
1.      Ingatan
2.      Bantuan orang
3.      Spesimen acuan
4.      Pustaka
5.      Komputer
3.      Determinasi yaitu membandingkan suatu tumbuhan dengan satu tumbuhan lain yang sudah dikenal sebelumnya (dicocokkan atau dipersamakan).
4.      Macam-macam kunci determinasi yaitu:
a.       Kunci perbandingan
1.      Tabel
2.      Kartu berlubang
3.      Kunci leenhouts
b.      Kunci analisis
1.      Kunci bertakik
2.      Kunci paralel
c.       Kunci sinopsis

B.     Saran
Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu diharapkan pembaca dapat menambah wawasan dari berbagai sumber lain,dan kepada dosen pembimbing semoga dapat emngoreksi segala bentuk kesalahan dalam pnyusunan makalah ini.


DAFTAR PUSTAKA


Lumowa, Sonja V.T. 2012. Botani Tingkat Tinggi. Universitas Mulawarman : Samarinda.
Tjitrosoepomo, Gembong. 1993. Taksonomi Tumbuhan Spermathopyhta. Gajah Mada University Press : Yogyakarta.
Tjitrosoepomo, Gembong. 1998. Taksonomi Umum. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta