Rabu, 06 Juni 2012

EVOLUSI KUDA


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan anugerah serta karuniaNya, sehingga penulisan makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini bertujuan untuk memahami Evolusi Kuda.
Makalah ini disusun berdasarkan sumber yang telah didapat, guna melengkapi satu di antara persyaratan untuk menuntaskan mata kuliah Evolusi pada Fakultas Keguruan Dan Ilmu Ilmu Pendidikan Universitas Mulawarman.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan yang disebabkan keterbatasan dan kemampuan penulis sebagai manusia biasa, semoga segala kekurangan tersebut dapat dimaklumi.
Akhir kata, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan.

Samarinda, 16 Mei 2012


Penyusun







DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................                 i
DAFTAR ISI...........................................................................................                ii
I.     PENDAHULUAN...........................................................................                 
A. Latar Belakang..............................................................................                1
B. Rumusan Masalah.........................................................................                1
C. Tujuan............................................................................................                2
B. Manfaat.........................................................................................                2
II.   PEMBAHASAN..............................................................................                 
A. Pengertian Evolusi.........................................................................                3
B. Evolusi Pada Kuda........................................................................                4
C. Faktor Evolusi Kuda.....................................................................              12
III. PENUTUP........................................................................................                 
A. Kesimpulan...................................................................................              14
B. Saran..............................................................................................              14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Mahkluk hidup yang berada dimuka bumi ini sangatlah beragam dan berjuta-juta spesiesnya. Beberapa para ahli berpikir bahwa keanekaragaman mahkluk hidup tersebut tidak ada hubungannya sama sekali. Hal ini akibat perubahan secara evolusi. Evolusi sendiri merupakan kata umum yang dipakai orang untuk menunjukkan adanya suatu perubahan, perkembangan, atau pertumbuhan secara berangsur-angsur. Perubahan tersebut terjadi dikarenakan pengaruh alam atau rekayasa manusia. Jadi dapat kita simpulkan bahwa kata evolusi mempunyai arti suatu proses perubahan atau perkembangan secara bertahap atau perlahan-lahan. Dalam pengertian biologi, evolusi berarti perubahan yang progresif artinya suatu perubahan yang berlangsung sedikit demi sedikit dan memakan waktu yang lama dan perubahannya menuju ke arah semakin kompleksnya struktur dan fungsi makhluk dan semakin banyak ragam jenis yang ada. Selain itu, evolusi juga bisa mengarah perubahan yang regresif, dimana makhluk hidup cenderung menuju ke arah kepunahan yang terjadi bukan hanya karena semakin mundurnya struktur dan fungsi tetapi dapat juga karena perkembangan struktur yang melebihi porsinya.
Kata evolusi sendiri digunakan pertama kali oleh  Herbert Spencer, seorang ahli filsafat dari inggris. Oleh Spencer pengertian evolusi yang dilontarkan berkaitan dengan suatu perkembangan ciri atau sifat atau keadaan dari waktu ke waktu melalui perubahan bertingkat.
Para ahli biologi evolusi sekarang meneliti evolusi dari berbagai disiplin ilmu, seperti genetika molekuler, morfologi dan embriologi. Mereka meneliti dengan menggunakan peralatan yang beragam seperti larutan kimia di dalam tabung reaksi, tingkah laku hewan di hutan rimba, fosil yang dikoleksi dari daerah-daerah purbakala dan bahkan batu-batu karang atau gunung-gunung batu. Beberapa prinsip yang digunakan Darwin yang dianggap dapat memberikan petunjuk adanya evolusi antara lain adanya variasi di antara individu-individu dalam satu keturunan, adanya pengaruh penyebaran geografi, ditemukannya fosil-fosil diberbagai lapisan batuan bumi adanya homologi antara organ sistem pada makhluk hidup, adanya data sebagai hasil studi mengenai komparatif perkembangan embrio yang menunjukkan adanya perubahan secara berangsur-angsur.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diambil beberapa masalah yaitu:
1.      Apa pengertian dari evolusi?
2.      Bagaimana evolusi pada kuda?
3.      Apa yang menyebabkan kuda berevolusi?

C.    Tujuan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini yaitu:
1.      Untuk mengetahui pengertian dari evolusi.
2.      Untuk mengetahui evolusi pada kuda
3.      Untuk mengetahui penyebab kuda berevolusi.

D.    Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari penyampaian infomasi tentang , evolsusi kuda, agar para pembaca dapat memahami lebih mendalam lagi tentang materi yang dismpaikan. Selain itu sebagai referensi dalam memahami evolusi kuda.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Evolusi
Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi.
Evolusi didorong oleh dua mekanisme utama, yaitu seleksi alam dan hanyutan genetik. Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi - dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi karena individu dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi, sehingga lebih banyak individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan ini. Setelah beberapa generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi perubahan kecil sifat yang terjadi secara terus menerus dan acak ini dengan seleksi alam. Sementara itu, hanyutan genetik merupakan sebuah proses bebas yang menghasilkan perubahan acak pada frekuensi sifat suatu populasi. Hanyutan genetik dihasilkan oleh probabilitas apakah suatu sifat akan diwariskan ketika suatu individu bertahan hidup dan bereproduksi.
Walaupun perubahan yang dihasilkan oleh hanyutan dan seleksi alam kecil, perubahan ini akan berakumulasi dan menyebabkan perubahan yang substansial pada organisme. Proses ini mencapai puncaknya dengan menghasilkan spesies yang baru. Dan sebenarnya, kemiripan antara organisme yang satu dengan organisme yang lain mensugestikan bahwa semua spesies yang kita kenal berasal dari nenek moyang yang sama melalui proses divergen yang terjadi secara perlahan ini.
Dokumentasi fakta-fakta terjadinya evolusi dilakukan oleh cabang biologi yang dinamakan biologi evolusioner. Cabang ini juga mengembangkan dan menguji teori-teori yang menjelaskan penyebab evolusi. Kajian catatan fosil dan keanekaragaman hayati organisme-organisme hidup telah meyakinkan para ilmuwan pada pertengahan abad ke-19 bahwa spesies berubah dari waktu ke waktu. Namun, mekanisme yang mendorong perubahan ini tetap tidaklah jelas sampai pada publikasi tahun 1859 oleh Charles Darwin, On the Origin of Species yang menjelaskan dengan detail teori evolusi melalui seleksi alam. Meskipun teori evolusi selalu diasosiasikan dengan Charles Darwin, namun sebenarnya biologi evolusioner telah berakar sejak zaman Aristoteles. Namun demikian, Darwin adalah ilmuwan pertama yang mencetuskan teori evolusi yang telah banyak terbukti mapan menghadapi pengujian ilmiah. Sampai saat ini, teori Darwin mengenai evolusi yang terjadi karena seleksi alam dianggap oleh mayoritas komunitas sains sebagai teori terbaik dalam menjelaskan peristiwa evolusi.

B.     Evolusi Pada Kuda
Evolusi pada kuda merupakan suatu contoh klasik evolusi morfologi, yang sejarahnya ditelusuri dari catatan fosilnya sejak zaman Eosin (Eocene) di Amerika Utara dan sedikit dari Eropa dan Asia. Fosil kuda termasuk cukup lengkap, karena kuda hidup berkelompok dalam jumlah yang cukup besar, sehingga meninggalkan sejumlah besar fosil dari zaman ke zaman. Kuda termasuk ke dalam ordo yang dikenal sebagai Perissodactyla, atau "hewan berkuku ganjil", yang semua anggotanya memiliki kaki berkuku serta jumlah jari yang ganjil pada tiap kakinya, selain juga bibir atas yang mudah bergerak dan struktur gigi yang serupa. Moyang awal kuda modern berjalan dengan jari kaki yang melebar keluar, yang memudahkan mereka untuk berjalan di atas hamparan tanah yang lembut dan lembap di hutan purba. Ketika spesies rumput mulai muncul dan berkembang, para equid mulai berganti makanan dari dedaunan menjadi rerumputan, yang berujung pada gigi yang lebih kuat dan lebih awet. Pada saat yang sama, seiring mulai munculnya stepa, para pendahulu kuda pun perlu memiliki kecepatan yang yang lebih tinggi untuk melarikan diri dari pemangsa. Ini diperoleh melalui pemanjangan anggota gerak dan terangkatnya beberapa jari dari tanah dalam suatu cara yang mengakibatkan berat tubuh secara perlahan dipindahkan kepada jari terkuat, yaitu jari ketiga.
Fosil kuda tertua yang dikenal yakni Hyracotherium (Eohippus). Fosil hyracotherium yang ditemukan di Eropa pada abad ke-18, oleh Richard Owen yang diberi nama dengan Hyracoterium yang berarti “binatang seperti hyrax”. Hyracotherium telah ada sekitar 52 juta tahun lalu dan telah tinggal di benua Amerika Utara. Hewan ini berukuran sebesar kancil atau anjing dan tingginya hanya sekitar 30 cm. Memiliki kepala dan leher dan tulang belakang lengkungan berbentuk tangguh yang relatif singkat. Diperkirakan kuda primitif ini memakan semak belukar apabila ditinjau dari struktur giginya. Giginya yang berjumlah 22 pasang dengan tiga gigi pada setiap sisi gigi seri, satu taring, empat gigi premolar, dan dengan tiga gigi geraham yang hanya terspesialisasi sedikit untuk menggiling makanan. Kaki depannya terdiri dari empat jari dan satu rudimen, sedangkan kaki belakangnya mempunyai tiga jari dan dua jari rudimen. Hyracotherium juga memiliki otak kecil, ada juga lobus frontal kecil. Evolusi sudah mulai berjalan, lengan dan kaki lebih panjang secara proporsional dengan tubuh sebagai kuda saat ini. Namun, beberapa dari tulang kaki tidak stabil dan tidak memiliki fleksibilitas. Kaki, ada lima jari satu per masing-masing, empat anggota tubuh depan, kaki belakang dibuat untuk tiga jari dan jari-jari kelima pertama yang merosot dalam perjalanan evolusi. Kuku kaki tidak seperti anjing, dan dilengkapi dengan kuku kecil



 







Gambar Hyracotherium (Eohippus)







Pada Zaman Oligosen sekitar 40 juta tahun silam, Hyracotherium mengalami kepunahan. Akan tetapi, mamalia ini telah menurunkan keturunannya yang dinamakan Mesohippus. Mesohippus berukuran lebih besar daripada Hyracotherium. Struktur tubuh Mesohippus menunjukkan bahwa hewan ini telah beradaptasi dengan sangat baik untuk hidup di padang rumput, hal ini ditunjukkan dengan berkurangnya jumlah jari pada setiap kaki Mesohippus menjadi tiga jari di setiap kakinya. Jari tengahnya juga lebih besar daripada jari-jari lainnya. Selain itu, hewan ini juga memiliki kaki yang lebih kuat dan lincah dibandingkan dengan Hyracotherium. Hewan ini memiliki leher yang agak panjang. Pada mulutnya, ditemukan beberapa gigi pra-geraham yang hampir berkembang menjadi gigi geraham. Gigi seperti ini tentu akan meningkatkan kemampuannya untuk mengunyah makanan.  


 




           



Gambar Mesohippus






Masih pada zaman Oligosen, Miohippus (berarti "kuda kecil") adalah genus kuda prasejarah. Miohippus tinggal di Amerika Utara selama zaman Oligosen. Sementara generasi spesies ini hidup selama periode Miocene. Menurut Florida Museum of Natural History, diyakini Miohippus hidup pada Miocene namun pernyataan tersebut salah. Penelitian yang lebih baru memberikan bukti bahwa Miohippus sebenarnya hidup pada zaman Oligosen. Miohippus lebih besar dari Mesohippus dan memiliki tengkorak yang sedikit lebih panjang. Fosa wajah nya adalah lebih dalam dan lebih diperluas, dan sendi pergelangan kaki agak berbeda. Miohippus juga memiliki puncak ekstra variabel pada geraham atasnya, yang memberikan area permukaan yang lebih besar untuk mengunyah makanan ternak yang lebih ketat. Hal ini akan menjadi ciri khas dari gigi kuda selanjutnya.







 






Gambar Miohippus

Pada pertengahan Zaman Miocene sekitar 25 juta tahun yang lalu, Hidup sejenis kuda yang disebut Merychippus. Spesies kuda ini diperkirakan merupakan keturunan dari Mesohippus. Seperti nenek moyangnya, Merychippus masih memiliki leher yang agak panjang yang khas. Diduga, leher panjang ini berfungsi sebagai alat bantu saat ia merumput, sehingga ia bisa merumput dengan tenang dengan posisi berdiri. Merychippus memiliki tiga jari pada kaki belakangnya, dan empat jari pada kaki depannya. Kaki Merychippus berkembang menjadi kaki yang panjang, agak berbeda dangan kaki yang dimiliki kuda zaman sekarang.
Sekarang, Merychippus telah punah. Penyebab kepunahannya diperkirakan akibat perubahan iklim besar-besaran yang mengakibatkan terjadinya zaman es.



 









Gambar Merrychippus







Kemudian sekitar 10 juta tahun yang lalu, semasa jaman Pliocene kuda berkembang menjadi Pliohippus. Leluhur kuda jenis ini mempunyai satu jari atau satu tracak pada tiap kakinya. Pliohippus merupakan hewan monodaktil (hewan bertracak tunggal) sejati yang pertama dalam sejarah evolusi .







Gambar Pliohippus

Akhirnya sekitar 2 juta tahun yang lalu, kuda seperti yang kita kenal sekarang yaitu Equus caballus, muncul sebagai makhluk yang lebih besar. Namun sekitar 8 ribu tahun yang lalu, spesies Equus ini punah di daratan Amerika Serikat dan tidak muncul lagi sampai orang-orang Spanyol membawa kuda masuk ke benua Amerika pada tahun 1400-an.







Gambar Equus caballus


Jari-jemari pada nenek moyangnya telah berkurang jumlahnya sampai tinggal satu jari di setiap kakinya yang telah dilindungi oleh kuku yang sangat keras dan telah termodifikasi. Struktur kaki kuda zaman  sekarangpun telah beradaptasi bukan hanya untuk hidup di padang rumput tetapi juga untuk berlari dengan cepat. Jenis kaki ini membuat kuda dapat berlari dengan sangat cepat tanpa khawatir akan resiko terkilir.

 
















Gambar Evolusi Kuda Menurut Zamannya













Gambar diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat perubahan dan perkembangan yang mengarah pada evolusi bentuk dan fungsi antara lain:
a.       Tubuh bertambah besar;
b.      Kepala bagian depan semakin panjang;
c.       Leher semakin panjang sehingga gerakannya semakin bebas;
d.      Perubahan geraham depan dan geraham besar sehingga sangat sesuai untuk makanan yang berupa rumput;
e.       Anggota tubuh yang lain semakin bertambah panjang, sehingga sesuai dengan gerakan untuk berlari cepat;
f.       Jari kaki mereduksi dari lima menjadi satu, sehingga dapat mendukung gerakan ketika berlari cepat.

Gambar Evolusi Rangka Kuda



 


           






C.    Faktor Kuda Berevolusi
Kuda mulai berevolusi, ketika spesies rumput mulai muncul dan berkembang, para equid mulai berganti makanan dari dedaunan menjadi rerumputan, yang berujung pada gigi yang lebih kuat dan lebih awet. Evolusi kuda didorong oleh dua mekanisme utama, yaitu seleksi alam dan hanyutan genetik. Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi - dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Setelah membahas tentang materi di atas maka dapat diambil kesimpulan dari makalah ini yaitu:
1.      Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya.
2.      Fosil kuda tertua yang dikenal yakni Hyracotherium (Eohippus), berevolusi menjadi Mesohippus, kemudian berkembang menjadi Miohippus, dan berevolusi lagi menjadi Merychippus, kemudian Pliohippus, dan evolusi terakhir menjadi Equus caballus yang dikenal hingga saat ini.
3.      Kuda mulai berevolusi, ketika spesies rumput mulai muncul dan berkembang, para equid mulai berganti makanan dari dedaunan menjadi rerumputan, yang berujung pada gigi yang lebih kuat dan lebih awet. Evolusi kuda didorong oleh dua mekanisme utama, yaitu seleksi alam dan hanyutan genetik.

B.     Saran
Diharapkan mahasiswa dapat mencari sumber-sumber terkait lainnya untuk menjadi bahan referensi penunjang agar dapat lebih memahami tentang evolusi kuda.


DAFTAR PUSTAKA



Campbell, N. A, J. B, Reece, and L. G, Mitchell. 2002. Biologi Edisi Kelima. Penerbit Erlangga: Jakarta.
Yusuf, M. F. 2006. Bahan Ajar Matakuliah Evolusi. Universitas Negeri: Gorontalo.
Anonymous, 2011. Evolusi.(online). http://id.wikipedia.org. Diakses tanggal 9 Mei 2012
Anonymous, 2011. Evolusi. (online). http://idkf.bogor.net/yuesbi/e-DU.KU/edukasi.net/SMA/Biologi/Evolusi/materi01.html. Diakses tanggal 9 Mei 2012
http://m.eb.com/assembly/74685                                         

1 komentar: