KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat dan anugerah serta karuniaNya, sehingga penulisan makalah ini dapat
diselesaikan. Makalah ini bertujuan untuk memahami Evolusi Kuda.
Makalah ini disusun berdasarkan sumber yang telah
didapat, guna melengkapi satu di antara persyaratan untuk menuntaskan mata
kuliah Evolusi pada Fakultas Keguruan
Dan Ilmu Ilmu Pendidikan Universitas Mulawarman.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih
terdapat kekurangan yang disebabkan keterbatasan dan kemampuan penulis sebagai
manusia biasa, semoga segala kekurangan tersebut dapat dimaklumi.
Akhir kata, penulis berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan.
Samarinda, 16
Mei 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
.......................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................... ii
I. PENDAHULUAN...........................................................................
A. Latar
Belakang.............................................................................. 1
B. Rumusan
Masalah......................................................................... 1
C. Tujuan............................................................................................ 2
B. Manfaat......................................................................................... 2
II. PEMBAHASAN..............................................................................
A. Pengertian Evolusi......................................................................... 3
B. Evolusi
Pada Kuda........................................................................ 4
C. Faktor
Evolusi Kuda..................................................................... 12
III. PENUTUP........................................................................................
A. Kesimpulan................................................................................... 14
B. Saran.............................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Mahkluk hidup yang berada dimuka
bumi ini sangatlah beragam dan berjuta-juta spesiesnya. Beberapa para ahli
berpikir bahwa keanekaragaman mahkluk hidup tersebut tidak ada hubungannya sama
sekali. Hal ini akibat perubahan secara evolusi. Evolusi sendiri merupakan kata
umum yang dipakai orang untuk menunjukkan adanya suatu perubahan, perkembangan,
atau pertumbuhan secara berangsur-angsur. Perubahan tersebut terjadi
dikarenakan pengaruh alam atau rekayasa manusia. Jadi dapat kita simpulkan
bahwa kata
evolusi mempunyai arti suatu proses perubahan atau perkembangan secara bertahap
atau perlahan-lahan. Dalam pengertian biologi, evolusi berarti perubahan yang
progresif artinya suatu perubahan yang berlangsung sedikit demi sedikit dan
memakan waktu yang lama dan perubahannya menuju ke arah semakin kompleksnya
struktur dan fungsi makhluk dan semakin banyak ragam jenis yang ada. Selain
itu, evolusi juga bisa mengarah perubahan yang regresif, dimana makhluk hidup
cenderung menuju ke arah kepunahan yang terjadi bukan hanya karena semakin
mundurnya struktur dan fungsi tetapi dapat juga karena perkembangan struktur
yang melebihi porsinya.
Kata evolusi sendiri digunakan
pertama kali oleh Herbert Spencer, seorang ahli filsafat dari inggris.
Oleh Spencer pengertian evolusi yang dilontarkan berkaitan dengan suatu
perkembangan ciri atau sifat atau keadaan dari waktu ke waktu melalui perubahan
bertingkat.
Para ahli biologi evolusi sekarang
meneliti evolusi dari berbagai disiplin ilmu, seperti genetika molekuler,
morfologi dan embriologi. Mereka meneliti dengan menggunakan peralatan yang
beragam seperti larutan kimia di dalam tabung reaksi, tingkah laku hewan di
hutan rimba, fosil yang dikoleksi dari daerah-daerah purbakala dan bahkan
batu-batu karang atau gunung-gunung batu. Beberapa prinsip yang
digunakan Darwin yang dianggap dapat memberikan petunjuk adanya evolusi antara
lain adanya variasi di antara individu-individu dalam satu keturunan, adanya
pengaruh penyebaran geografi, ditemukannya fosil-fosil diberbagai lapisan
batuan bumi adanya homologi antara organ sistem pada makhluk hidup, adanya data
sebagai hasil studi mengenai komparatif perkembangan embrio yang menunjukkan
adanya perubahan secara berangsur-angsur.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, dapat diambil beberapa masalah yaitu:
1. Apa pengertian dari evolusi?
2. Bagaimana evolusi pada kuda?
3. Apa yang menyebabkan kuda berevolusi?
C.
Tujuan
Adapun
tujuan penulisan dari makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian dari evolusi.
2. Untuk mengetahui evolusi pada kuda
3. Untuk mengetahui penyebab kuda berevolusi.
D.
Manfaat
Manfaat
yang dapat diambil dari penyampaian infomasi tentang , evolsusi kuda, agar para pembaca dapat memahami lebih mendalam lagi tentang
materi yang dismpaikan. Selain itu sebagai referensi dalam memahami evolusi kuda.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Evolusi
Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu
populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi,
reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh
gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup
dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi,
keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh
dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar
spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme.
Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum
atau langka dalam suatu populasi.
Evolusi didorong oleh
dua mekanisme utama, yaitu seleksi alam dan hanyutan
genetik. Seleksi alam
merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk keberlangsungan
hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi - dan
sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi
karena individu dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar
bereproduksi, sehingga lebih banyak individu pada generasi selanjutnya yang
mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan ini. Setelah beberapa generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi perubahan kecil sifat yang
terjadi secara terus menerus dan acak ini dengan seleksi alam. Sementara itu,
hanyutan genetik merupakan sebuah proses bebas yang menghasilkan perubahan acak
pada frekuensi sifat suatu populasi. Hanyutan genetik dihasilkan oleh
probabilitas apakah suatu sifat akan diwariskan ketika suatu individu bertahan
hidup dan bereproduksi.
Walaupun perubahan
yang dihasilkan oleh hanyutan dan seleksi alam kecil, perubahan ini akan
berakumulasi dan menyebabkan perubahan yang substansial pada organisme. Proses ini
mencapai puncaknya dengan menghasilkan
spesies yang baru.
Dan sebenarnya, kemiripan antara organisme yang satu dengan organisme yang lain
mensugestikan bahwa semua spesies yang kita kenal berasal dari nenek moyang
yang sama melalui proses divergen yang terjadi secara perlahan ini.
Dokumentasi
fakta-fakta terjadinya evolusi dilakukan oleh cabang biologi yang dinamakan biologi evolusioner. Cabang ini juga mengembangkan dan menguji teori-teori yang menjelaskan penyebab evolusi. Kajian catatan fosil dan keanekaragaman hayati organisme-organisme hidup telah meyakinkan para
ilmuwan pada pertengahan abad ke-19 bahwa spesies berubah dari waktu ke waktu.
Namun, mekanisme yang mendorong perubahan ini tetap tidaklah jelas sampai pada
publikasi tahun 1859 oleh Charles
Darwin, On the Origin of Species yang menjelaskan dengan detail teori evolusi melalui seleksi alam. Meskipun teori evolusi
selalu diasosiasikan dengan Charles
Darwin, namun sebenarnya biologi evolusioner telah berakar sejak zaman Aristoteles. Namun demikian, Darwin adalah ilmuwan pertama yang mencetuskan teori evolusi yang telah banyak terbukti mapan menghadapi
pengujian ilmiah. Sampai saat ini, teori Darwin mengenai evolusi yang terjadi
karena seleksi alam dianggap oleh mayoritas komunitas sains sebagai teori
terbaik dalam menjelaskan peristiwa evolusi.
B.
Evolusi Pada Kuda
Evolusi pada kuda merupakan suatu
contoh klasik evolusi morfologi, yang sejarahnya ditelusuri dari catatan
fosilnya sejak zaman Eosin (Eocene) di Amerika Utara dan sedikit dari
Eropa dan Asia. Fosil
kuda termasuk cukup lengkap, karena kuda hidup berkelompok dalam jumlah yang
cukup besar, sehingga meninggalkan sejumlah besar fosil dari zaman ke zaman. Kuda termasuk ke dalam ordo
yang dikenal sebagai Perissodactyla,
atau "hewan berkuku ganjil",
yang semua anggotanya memiliki kaki berkuku
serta jumlah jari yang ganjil pada tiap kakinya, selain juga bibir atas
yang mudah bergerak dan struktur gigi
yang serupa. Moyang awal kuda modern berjalan dengan jari kaki yang melebar
keluar, yang memudahkan mereka untuk berjalan di atas hamparan tanah yang
lembut dan lembap di hutan purba. Ketika spesies rumput
mulai muncul dan berkembang, para equid
mulai berganti makanan dari dedaunan menjadi rerumputan, yang berujung pada
gigi yang lebih kuat dan lebih awet. Pada saat yang sama, seiring mulai
munculnya stepa, para pendahulu kuda pun perlu memiliki kecepatan yang yang
lebih tinggi untuk melarikan diri dari pemangsa. Ini diperoleh melalui
pemanjangan anggota gerak dan terangkatnya beberapa jari dari tanah dalam suatu
cara yang mengakibatkan berat tubuh secara perlahan dipindahkan kepada jari
terkuat, yaitu jari ketiga.
Fosil kuda tertua yang dikenal
yakni Hyracotherium (Eohippus). Fosil hyracotherium
yang ditemukan di Eropa pada abad ke-18, oleh Richard Owen yang diberi nama
dengan Hyracoterium yang berarti “binatang seperti hyrax”. Hyracotherium telah ada sekitar 52 juta tahun lalu dan telah tinggal di
benua Amerika Utara. Hewan
ini berukuran sebesar kancil atau anjing dan tingginya hanya sekitar 30 cm. Memiliki kepala dan leher dan tulang belakang
lengkungan berbentuk tangguh yang relatif singkat. Diperkirakan
kuda primitif ini memakan semak belukar apabila ditinjau dari struktur giginya. Giginya yang berjumlah
22 pasang dengan tiga gigi pada setiap sisi gigi seri,
satu taring, empat gigi premolar, dan dengan tiga gigi geraham
yang hanya terspesialisasi sedikit untuk menggiling makanan. Kaki depannya terdiri
dari empat jari dan satu rudimen, sedangkan kaki belakangnya mempunyai tiga
jari dan dua jari rudimen. Hyracotherium juga memiliki otak kecil,
ada juga lobus frontal kecil. Evolusi sudah mulai
berjalan, lengan dan kaki lebih panjang secara proporsional dengan tubuh
sebagai kuda saat ini. Namun, beberapa dari tulang kaki tidak stabil dan tidak
memiliki fleksibilitas. Kaki, ada lima jari satu per masing-masing, empat
anggota tubuh depan, kaki belakang dibuat untuk tiga jari dan jari-jari kelima pertama yang merosot dalam perjalanan
evolusi. Kuku
kaki tidak seperti anjing,
dan dilengkapi dengan kuku kecil
Gambar
Hyracotherium (Eohippus)
Pada Zaman Oligosen sekitar 40 juta tahun silam,
Hyracotherium mengalami kepunahan.
Akan tetapi, mamalia ini telah menurunkan keturunannya yang dinamakan Mesohippus. Mesohippus
berukuran lebih besar daripada Hyracotherium. Struktur tubuh Mesohippus menunjukkan bahwa hewan ini
telah beradaptasi dengan sangat baik untuk hidup di padang rumput, hal ini
ditunjukkan dengan berkurangnya jumlah jari pada setiap kaki Mesohippus menjadi tiga jari di setiap
kakinya. Jari tengahnya juga lebih besar daripada jari-jari lainnya. Selain
itu, hewan ini juga memiliki kaki yang lebih kuat dan lincah dibandingkan
dengan Hyracotherium. Hewan ini
memiliki leher yang agak panjang. Pada mulutnya, ditemukan beberapa gigi
pra-geraham yang hampir berkembang menjadi gigi geraham. Gigi seperti ini tentu
akan meningkatkan kemampuannya untuk mengunyah makanan.
Gambar Mesohippus
Masih pada zaman
Oligosen, Miohippus (berarti "kuda kecil") adalah genus kuda
prasejarah. Miohippus tinggal di Amerika Utara selama zaman Oligosen. Sementara
generasi spesies ini hidup selama periode Miocene. Menurut Florida Museum of
Natural History, diyakini Miohippus hidup pada Miocene namun pernyataan
tersebut salah. Penelitian yang lebih baru memberikan bukti bahwa Miohippus
sebenarnya hidup pada zaman Oligosen. Miohippus lebih besar dari Mesohippus dan
memiliki tengkorak yang sedikit lebih panjang. Fosa wajah nya adalah lebih
dalam dan lebih diperluas, dan sendi pergelangan kaki agak berbeda. Miohippus
juga memiliki puncak ekstra variabel pada geraham atasnya, yang memberikan area
permukaan yang lebih besar untuk mengunyah makanan ternak yang lebih ketat. Hal
ini akan menjadi ciri khas dari gigi kuda selanjutnya.
Gambar Miohippus
Pada pertengahan Zaman Miocene sekitar 25 juta tahun yang lalu,
Hidup sejenis kuda yang disebut Merychippus.
Spesies kuda ini diperkirakan merupakan keturunan dari Mesohippus. Seperti
nenek moyangnya, Merychippus masih
memiliki leher yang agak panjang yang khas. Diduga, leher panjang ini berfungsi
sebagai alat bantu saat ia merumput, sehingga ia bisa merumput dengan tenang
dengan posisi berdiri. Merychippus
memiliki tiga jari pada kaki belakangnya, dan empat jari pada kaki depannya.
Kaki Merychippus berkembang
menjadi kaki yang panjang, agak berbeda dangan kaki yang dimiliki kuda zaman
sekarang.
Sekarang, Merychippus telah punah. Penyebab kepunahannya diperkirakan akibat
perubahan iklim besar-besaran yang mengakibatkan terjadinya zaman es.
Gambar Merrychippus
Kemudian
sekitar 10 juta tahun yang lalu, semasa jaman Pliocene kuda berkembang menjadi
Pliohippus. Leluhur kuda jenis ini mempunyai satu jari atau satu tracak pada
tiap kakinya. Pliohippus merupakan hewan monodaktil (hewan bertracak tunggal)
sejati yang pertama dalam sejarah evolusi .
Gambar Pliohippus
Akhirnya
sekitar 2 juta tahun yang lalu, kuda seperti yang kita kenal sekarang yaitu Equus caballus, muncul sebagai makhluk
yang lebih besar. Namun sekitar 8 ribu tahun yang lalu, spesies Equus ini punah
di daratan Amerika Serikat dan tidak muncul lagi sampai orang-orang Spanyol
membawa kuda masuk ke benua Amerika pada tahun 1400-an.
Gambar Equus caballus
Jari-jemari pada nenek moyangnya
telah berkurang jumlahnya sampai tinggal satu jari di setiap kakinya yang telah
dilindungi oleh kuku yang sangat keras dan telah termodifikasi. Struktur kaki
kuda zaman sekarangpun telah
beradaptasi bukan hanya untuk hidup di padang rumput tetapi juga untuk berlari
dengan cepat.
Jenis kaki ini membuat kuda dapat berlari dengan sangat cepat tanpa khawatir
akan resiko terkilir.
Gambar Evolusi
Kuda Menurut Zamannya
Gambar diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat
perubahan dan perkembangan yang mengarah pada evolusi bentuk dan fungsi antara
lain:
a. Tubuh
bertambah besar;
b. Kepala
bagian depan semakin panjang;
c. Leher
semakin panjang sehingga gerakannya semakin bebas;
d. Perubahan
geraham depan dan geraham besar sehingga sangat sesuai untuk makanan yang
berupa rumput;
e. Anggota
tubuh yang lain semakin bertambah panjang, sehingga sesuai dengan gerakan untuk
berlari cepat;
f. Jari
kaki mereduksi dari lima menjadi satu, sehingga dapat mendukung gerakan ketika
berlari cepat.
Gambar
Evolusi Rangka Kuda
C.
Faktor Kuda Berevolusi
Kuda mulai berevolusi, ketika
spesies rumput
mulai muncul dan berkembang, para equid
mulai berganti makanan dari dedaunan menjadi rerumputan, yang berujung pada
gigi yang lebih kuat dan lebih awet. Evolusi kuda didorong oleh dua mekanisme utama, yaitu seleksi alam
dan hanyutan
genetik. Seleksi alam
merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk
keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu
populasi - dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setelah membahas tentang materi di
atas maka dapat diambil kesimpulan dari makalah ini yaitu:
1.
Evolusi
(dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu
populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya.
2.
Fosil kuda tertua yang
dikenal yakni Hyracotherium (Eohippus), berevolusi menjadi Mesohippus, kemudian berkembang menjadi Miohippus, dan berevolusi lagi menjadi Merychippus, kemudian Pliohippus, dan evolusi
terakhir menjadi Equus caballus yang dikenal hingga saat ini.
3.
Kuda mulai
berevolusi, ketika spesies rumput
mulai muncul dan berkembang, para equid
mulai berganti makanan dari dedaunan menjadi rerumputan, yang berujung pada
gigi yang lebih kuat dan lebih awet. Evolusi kuda didorong oleh dua mekanisme utama, yaitu seleksi alam
dan hanyutan
genetik.
B.
Saran
Diharapkan mahasiswa dapat mencari
sumber-sumber terkait lainnya untuk menjadi bahan referensi penunjang agar
dapat lebih memahami tentang evolusi kuda.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N. A, J. B, Reece, and L.
G, Mitchell. 2002. Biologi Edisi Kelima. Penerbit Erlangga: Jakarta.
Yusuf, M. F. 2006. Bahan Ajar
Matakuliah Evolusi. Universitas Negeri:
Gorontalo.
Anonymous, 2011. Evolusi.(online).
http://id.wikipedia.org. Diakses tanggal 9
Mei 2012
Anonymous, 2011. Evolusi.
(online).
http://idkf.bogor.net/yuesbi/e-DU.KU/edukasi.net/SMA/Biologi/Evolusi/materi01.html.
Diakses tanggal 9 Mei 2012
good
BalasHapus