MAKALAH BOTANI TINGKAT TINGGI
Anak Kelas Dialypetalae
(Bangsa :
Parietales, Guttiferales, Malvales, Geraniales)
1.
Asis Bin Wahid (0905015081)
2.
Desy Arini (0905015086)
3.
Erika Herawati (0905015065)
4.
Listra Timau (0905015046)
5.
Nur Insaniyah (0905015077)
6.
Nur Saifuddin (0905015045)
7.
Susanti ( 0905015064)
Kelas : Biologi Reguler B
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MULAWARMAN
SAMARINDA
2012
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT karena
atas berkat rahmat dan hidayah-Nya jualah akhirnya penulis bisa menyelesaikan
makalah Botani Tingkat Tinggi tentang “Anak Kelas Dialypetalae ”.
Penulis juga berharap dengan adanya
makalah ini, mahasiswa dapat lebih memahami tentang anak kelas Dialypetalae agar dapat memudahkan dalam mengikuti materi selanjutnya
pada mata kuliah Botani Tingkat Tinggi.
Penulis sadar di dalam
penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dan
mengarah kepada perbaikan makalah ini di masa mendatang.
Kiranya mudah-mudahan
makalah ini kelak dapat bermanfaat bagi penyusun sendiri dan pada semua pihak
yang kelak akan memerlukannya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Samarinda,
24 Maret 2012
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
................................................................................... 1
1.
Latar
Belakang................................................................................................ 1
2. Rumusan Masalah........................................................................................... 2
3. Tujuan
Penulisan............................................................................................. 3
4. Manfaat
Penulisan........................................................................................... 3
BAB 2 PEMBAHASAN..................................................................................... 4
1.
Bangsa Parietales
(Cistales)............................................................................
4
2.
Bangsa Guttiferales
(Clusiales)....................................................................... 18
3.
Bangsa Malvales
(Columniferae).................................................................... 23
4.
Bangsa Geraniales
(Gruinales)........................................................................ 29
BAB 3
PENUTUP............................................................................................... 36
1.
Kesimpulan..................................................................................................... 36
2.
Saran............................................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 37
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Tumbuhan berbiji belah (atau tumbuhan berkeping biji dua atau dikotil) adalah segolongan tumbuhan berbunga yang
memiliki ciri khas yang sama: memiliki sepasang daun lembaga
(kotiledon). Daun lembaga ini terbentuk sejak dalam tahap biji sehingga biji
sebagian besar anggotanya bersifat mudah terbelah dua. Secara klasik, tumbuhan
berbunga dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu tumbuhan berkeping biji
dua dan tumbuhan berkeping biji tunggal
(monokotil).
Sejumlah sistem klasifikasi
tumbuhan yang berpengaruh, seperti sistem Takhtajan dan sistem Cronquist
mengakui kelompok ini sebagai takson dan menamakannya kelas Magnoliopsida. Nama ini dibentuk dengan menggantikan akhiran -aceae
dalam nama Magnoliaceae dengan
akhiran -opsida (Pasal 16 dalam ICBN). Kelas
Magnoliopsida dipakai sebagai nama takson bagi
semua tumbuhan berbunga bukan monokotil.
Magnoliopsida adalah nama yang dipakai untuk menggantikan nama yang dipakai
sistem klasifikasi yang lebih lama, kelas Dicotyledoneae (kelas "tumbuhan berdaun lembaga dua"
atau "tumbuhan dikotil").
Tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae) Tumbuh-tumbuhan yang tergolong
dalam kelas ini meliputi terna, semak-semak, perdu maupun pohon-pohon yang
mempunyai ciri-ciri morfologi mempunyai lembaga dengan dua daun lembaga
(berbiji belah) dan akar serta pucuk lembaga yang tidak mempunyai pelindung
yang khusus,akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok (akar tunggang) yang
bercabang-cabang dan membentuk sistem akar tunggang,atang berbentuk kerucut
panjang, biasanya bercabang-cabang dengan ruas-ruas dan buku-buku yang tidak
jelas,uduk daun biasanya tersebar atau berkarang, kadang-kadang saja berseling,
daun tunggal atau majemuk, seringkali disertai oleh daun-daun penumpu, jarang
mempunyai pelepah, helaian daun bertulang menyirip atau menjari,pada
cabang-cabang ke samping seringkali terdapat 2 daun pertama yang letaknya tegak
lurus pada bidang median di kanan kiri cabang tersebut,serta bunga bersifat
di-, tetra-, atau pentamer.sedangkan ciri anatominya yaitu,baik akar maupun
batang mempunyai kambium, hingga akar dan batangnya memperlihatkan pertumbuhan
menebal sekunder, pada akar sifat radial berkas pengangkutnya hanya nyata pada
akar yang belum mengadakan pertumbuhan menebal, serta pada batang berkas
pengangkutan tersusun dalam lingkaran dengan xilem di sebelah dalam dan floem
di sebelah luar, di antaranya terdapat kambium, jadi berkas pengangkutannya
bersifat kolateral terbuka, kadang-kadang bikolateral.
2.
Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana
ciri morfologi tumbuhan yang termasuk dalam bangsa Parietales (Cistales) ?
2. Bagaimana
ciri morfologi tumbuhan yang termasuk dalam bangsa Guttiferales (Clusiales) ?
3. Bagaimana
ciri morfologi tumbuhan yang termasuk dalam bangsa Malvales (Columniferae)?
4. Bagaimana
ciri morfologi tumbuhan yang termasuk dalam bangsa Geraniales (Gruinales) ?
3.
Tujuan
Penulisan
Tujuan
pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui ciri-ciri tumbuhan yang termasuk dalam bangsa Parietales (Cistales).
2. Untuk
mengetahui ciri tumbuhan yang termasuk dalam bangsa Guttiferales (Clusiales)
3. Untuk
mengetahui ciri tumbuhan yang termasuk dalam bangsa Malvales (Columniferae)
4. Untuk
mengetahui ciri tumbuhan yang termasuk dala bangsa Geraniales (Gruinales)
4.
Manfaat
Penulisan
Manfaat
dari penulisan makalah ini adalah sebagai sumber informasi bagi para pembaca
bagi mahasiswa dalam pemahaman mata kuliah Botani Tingkat Tinggi terutama pada pokok pembahasan tu
buhan dikotil.
BAB II
PEMBAHASAN
Anak kelas Dialypetalae meliputi terna, semak, perdu,
dan pohon-pohon yang sesuai dengan
namanya sebagai ciri utamanya mempunyai bunga yang segera dapat menarik
perhatian dan pada ummnya menunjukkan adanya hiasan bunga ganda dan jelas dapat
dibedakan mahkota dan kelopak.
1.
Bangsa Parietales (Cystales)
Terna atau tumbuhan berkayu dengan daun-daun yang
berhadapan atau tersebar, kebanyakan mempunyai daun penumpu. Bunga sebagian
besar banci, mempunyai kelopak dan mahkota yang berbilangan 5. benang sari sama
banyaknya dengan jumlah daun mahkota atau lebih banyak. Bakal buah kebanyakan
menumpang, kadang-kadang tenggelam, biasanya beruang 1 dengan 3 papan biji pada
dindingnya, kadang-kadang beruang lebih dari 1.
a. Suku
Cistaceae
Terna
atau semak-semak dengan daun-daun tunggal yang duduknya berhadapan, daun dengan
rambut kelenjar yang menghasilkan minyak atsiri, rambut sering kali berbentuk
bintang. Bunga banci, aktinomorf, terpisah-pisah atau tersusun dalam rangkaian
yang bersifat simos. Daun kelopak 3-5, daun mahkota sampai 5 atau tidak
terdapat, biasanya lekas gugur. Benang sari banyak, bakal buah menumpang,
beruang 1 dengan 3-10 tembuni pada dindingnya, tembuni sering menjorok ke dalam
hingga merupakan sekat-sekat yang tidak sempurna dan bakal buah menjadi seakan-akan
terbagi dalam beberapa ruang. Pada tiap tembuni terdapat 1-banyak bakal biji,
masing-masing dengan dua integumen. Buahnya buah kendaga yang membuka dengan
membelah ruang, mulai dari ujung ke pangkal. Biji dengan endosperm, lembaga
bengkok, terpilin atau terlipat.
Suku ini
meliputi sekitar 175 jenis, terbagi dalam 8 marga, tersebar di daerah-daerah
iklim sedang, banyak pula di daerah Laut Tengah. Contoh-contoh :
Cistus ladaniferus, Cistus polymorphus, penghasil renin.
Helianthemum nummularium, Helianthemum kahiricum.
Crocanthemum canadense.
Fumana vulgaris.
Gambar
Citus loretii
b.
Suku Bixaceae
Pohon atau perdu, daun tunggal bertulang daun menjari
yang duduknya tersebar, mempunyai daun penumpu. Bunga besar membentuk rangkaian
berupa malai, banci, aktinomorf. Daun kelopak 5, daun mahkota 5, benang sari
banyak. Bakal buah menumpang, beruang 1 dengan 2 tembuni pada dindingnya, pada
tiap tembuni terdapat banyak bakal biji, masing-masing dengan 2 integumen,
tangkai putik 1. buahnya buah kendaga, membuka dengan 2 katup diantara tembuni.
Biji dengan kulit luar berdaging berwarna merah, mempunyai endosperm, lembaga
besar dengan daun lembaga yang lebar dan melengkung pada ujungnya.Ordo ini
hanya terdiri atas 1 suku Bixa yang monotipik, asli Amerika tropik. Bixa
orellana, sering dipiara sebagai tanaman hias, dari bijinya diperoleh zat
warna merah (kesumba) yang antara lain berguna untuk mewarnai bahan makanan
(mentega, keju). Daunnya (“folia bixae”) berguna dalam obat-obatan.
Gambar
Bunga dan buah Bixa orellana
- Suku Tamaricaceae
Terna, semak, atau pohon dengan cabang-cabang
yang langsing dengan daun-daun tunggal kecil seperti sisik, duduknya tersebar,
tanpa daun penumpu. Bunga kecil berpisah-pisah atau membentuk rangkaian berupa
bulir atau tandan, kebanyakan banci, aktinomorf. Daun kelopak 4-6, tidak
runtuh, bebas atau berlekatan pada pangkalnya. Daun mahkota sama banyaknya
dengan daun kelopak, bebas atau hampir bebas. Benang sari sama banyaknya dengan
jumlah daun mahkota atau 2 kali lipat, atau bergerombol-gerombol. Dasar bunga rata,
membentuk suatu cakram. Bakal buah menumpang, beruang1, dengan 2-5 tangkai
putik, 2-5 tembuni pada dindingnya, pada masing-masing tembuni melekat banyak
bakal biji, tiap bakal biji mempunyai 2 integumen. Buahnya buah kendaga, biji
berambut, tanpa atau dengan endosperm, lembaga lurus.
Suku ini mencakup 100 jenis yang terbagi dalam
4 marga, terutama tersebar di daerah iklim sedang dan subtropika di belahan
bumi utara, banyak diantaranya bersifat halofit. Contoh : Tamarixtetandra.
Gambar Tamarix tetandra
c. Suku
Frankeniaceae
Terna atau semak-semak kecil, daun kecil, berhadapan, tanpa daun
penumpu. Bunga banci, aktinomorf, kelopak berlekuk 4-6, daun mahkota 4-6,
berkuku, disebelah dalam mempunyai bagian tambahan seperti sisik, yang
kadang-kadang berlekatan. Benang sari 4-6 atau banyak, tangkai sari bebas atau
berlekatan pada pangkalnya, kepala sari beruang 2, membuka dengan celah
membujur. Bakal buah menumpang, beruang 1 dengan 2-3 tembuni pada dindingnya,
tiap tembuni dengan 3-banyak bakal biji, masing-masing mempunyai dua integumen.
Tangkai putik bebas. Buahnya buah kendaga yang membuka dengan membelah ruang,
diselubungi oleh kelopak yang tidak gugur. Biji dengan endosperm, lembaga
lurus.
Frankeniaceae merupakan suatu suku yang anggotanya mempunyai
tempat-tempat dengan kaddar garam yang tinggi (halofit) oleh karena itu
sebagian besar merupakan penghuni daerah-daerah tepi pantai atau padang rumput
yang kering. Seluruhnya meliputi sekitar 640 jenis yang terbagi dalam 4 marga.
Contoh : Frankenia grandiflora.
Gambar Frankenia grandiflora
d. Suku
Elatinaceae
Terna
atau semak-semak kecil, daun tunggal, berhadapan atau berkarang, masing-masing
mempunyai sepasang daun penumpu. Bunga kecil, dalam ketiak daun, membentuk
rangkaian yang bersifat simos, banci, aktinomorf. Kelopak dengan 2-6, tidak
gugur. Benang sari sama banyaknya dengan mahkota atau 2x lipat, bebas, kepala
sari beruang 2, membuka dengan celah membujur. Bakal buah menumpang. Beruang
2-6, tiap ruang berisi banyak bakal biji disudut-sudutnya, masing-masing bakal
biji mempunyai dua integumen. Buahnya buah kendaga yang bila masak membuka
menurut sekat-sekatnya. Biji dengan sedikit atau tanpa endosperm. Lembaga lurus
atau bengkok dengan daun lembaga yang pendek.
Suku ini
meliputi sekitar 40 jenis, terbagi dalam 2 marga anggota-anggotanya merupakan
penghuni daerah-daerah iklim sedang, subtropika, sampai ke daerah tropika, jadi
sedikit banyak bersifat kosmopolit. Contoh-contoh:
Elatine hexandra, elatine americana, elatine alsinastrum.
Gambar Elatine hexandra
e. Suku
Violaceae
Terna
atau tumbuhan berkayu, kaddang-kadang berupa liana, umumnya menahun. Daun
tunggal, duduk tersebar, kebanyakan mempunyai daun penumpu. Bunga banci atau
tunggal, aktinomorf atau zigomorf. Daun kelopak 5, kebanyakan bebes, tidak
gugur. Daun mahkota 5, tidak sama bentuk dan ukurannya, yang paling bawah yang
paling besar dan biasanya bertaji. Benang sari 5, berseling dengan daun-daun
mahkota, tangkai sari pendek, kepala sari tegak, menghadap ke dalam. Putik
dengan 1 tangkai putik yang kadang-kadang terbelah, bakal buah menumpang,
beruang 1 dengan 3-5 tembuni pada dindingnya, bakal biji banyak, anatrop,
masing-masing dengan dua integumen. Buahnya buah kendaga atau buah buni, bila
masak membuka dengan membelah ruang. Biji dengan endosperm, lembaga lurus.
Suku ini
mencakup 800an jenis, terbagi dalam 16 marga, merupakan penghuni daerah
beriklim sedang sampai daerah tropika. Contoh-contoh :
Viola odorata, Viola tricholor, Viola papilionaceae.
Gambar Viola tricholor
f. Suku
Canellaceae
Pohon dengan daun tunggal yang duduknya tersebar, tanpa daun
penumpu, berbau sedap (aromatic) karena adanya sel-sel minyak atsiri dalam
batang dan daun-daunnya. Bunga banci, aktinomorf. Daun kelopak 3, daun mahkota
4-12, bebas atau berlekatan. Benang sari sampai 20 atau kurang, tangkai putik
berlekatan menjadi suatu buluh. Putink dengan tangkai putik yang tebal pendek,
bakal buah menumpang, beruang 1 dengan 2-5 tembuni pada dindingnya, pada tiap
tembuni terdapat 2-banyak bakal biji, masing-masing dengan 2 integumen. Buahnya
buah buni, berisi 2-banyak biji. Biji dengan endosperm berminyak atau
berdaging, lembaga lurus atau hampir lurus.
Warga suku ini dikenal sebagai keningar hutan, hanya terdiri atas 9
jenis yang terbagi dalam 5 warga, hampir semua terdapat di Amerika tropika.
Contoh :
Canella winterana atau Canella alba yang berguna dalam
obat-obatan.
Gambar Canella winterana
g. Suku
Flacourtiaceae
Semak atau pohon berbatang kayu, daun tunggal, seringkali berlekuk,
duduk tersebar atau berhadapan, kadang-kadang mempunyai daun penumpu kecil yang
lekas gugur. Bunga umumnya banci, jarang berkelamin tunggal, aktinomorf,
mempunyai dasar bunga yang membesar dengan suatu cakram, kebanyakan tersusun
dalam rangkaian yang bersifat simos, dalam ketiak-ketiak daun atau pada ujung
batang dan cabang. Daun kelopak 2-15, kadang-kadang sukar dibedakan dari daun
mahkotanya. Daun mahkota biasanya sama banyaknya dengan daun kelopak, besar,
kecil, atau tidak ada, disebelah dalam pangkalnya dengan atau tanpa sisik. Benang
sari banyak. Bakal buah menumpang, beruang 1 dengan 2-10 tembuni pada
dindingnya jarang mempunyai lebih dari 1 ruang. Bakal biji banyak,
masing-masing dengan dua integumen. Buahnya buah buni, atau buah kendaga,
kadang-kadang amat besar. Biji kadang-kadang dengan salut biji, endosperm
berdaging, lembaga sedang, daun lembaga kadang-kadang lebar.
Suku ini meliputi sekitar 800 jenis yang terbagi dalam 80 marga,
yang menghuni daerah-daerah tropika.contoh :
Flacourtia rukam, Flacourtia
indica (saradan), buahnya dapat dimakan, Flacourtia inermis (lobi-lobi) sering
dibuat sirup. Pangium edule
(pucung,keluak), bijinya melalui pembenaman dalam tanah menghasilkan keluak
yang banyak digunakan sebagai bumbu masak (pindang, rawon), daunnya sering
digunakan sebagai racun ikan.
Gambar Flacourtia rukam
h. Suku
Turneracea
Terna anual atau perenial, dapat juga berupa semak atau pohon
berkayu, daun tunggal, tersebar, dengan atau tanpa penumpu. Bunga banci,
aktinomorf, sering mempunyai 2 lingkaran daun pelindung, terpisah-pisah atau
tersusun dalam berkas-berkas, yang diketiak daun sering tampak seakan-akan
muncul dari tangkai daun. Kelopak, mahkota, dan benang sari masing-masing 5,
benang sari berseling dengan daun mahkota. Putik dengan 3 tangkai putik, bakal
buah menumpan, beruang 1, dengan 3 tembuni pada dindingnya, masing-masing
dengan 3 sampai banyak bakal biji yang mempunyai 3 katup yang membuka dengan
membelah ruang. Biji bersalut dengan endosperm berdaging dan lembaga yang
lurus.
Suku ini
mencakup kira-kira seratusan jenis yang terbagi dalam 7 marga. Kebanyakan dia
Amerika dan Afrika. Contoh : Turnera
salicifolia, penghasil “herba damiana” yang berguna untuk obat-obatan.
Gambar Turnera salicifolia
i.
Suku Passifloraceae
Pohon
atau semak-semak berkayu, banyak pula berupa tumbuhan memanjat yang menggunakan
sulur dahan yang muncul dari ketiak daun. Daun tunggal, biasanya berlekuk
menjari, jarang menyirip, seringkali mempunyai kelenjar pada tangkai daunnya,
duduknya tersebar, kebanyakan mempunyai daun penumpu yang kecil dan lekas
gugur. Bunga banci, aktinomorf, kadang-kadang berkelamin tunggal. Daun kelopak
5, tidak gugur, bebas atau sebagian berlekatan. Daun mahkota juga 5, bebas atau
sedikit berlekatan. Disamping mahkota terdapat mahkota-mahkota tambahan yang
terdiri atas badan-badan seperti tangkai sari atau sisik-sisik atau seperti
cincin yang tersusun dalam 2 lingkaran atau lebih. Benang sari 5-banyak,
berlekatan pendek atau berberkas, seringkali muncul dari ginofor, mempunyai 3-5
tangkai putik yang bebas atau berlekatan dengan kepala putik berbentuk bongkol.
Bakal biji banyak, pada 3-5 tembuni yang terdapat pada dinding bakal buah,
masing-masing dengan 2 integumen. Buahnya berupa buah kendaga atau buah buni,
tidak membuka atau membuka dengan membelah ruang melalui 3 katup. Biji dengan
kulit biji bernoktah diselubungi selaput biji yang berdaging, mempunyai
endosperm dengan lembaga yang lurus dan besar.
Suku ini
meliputi 600an jenis yang terdapat dalam kurang lebih 12 marga, kebanyakan di
amerika tropik. Contoh-contoh :
Passiflora quadrangularis
(markisa), tanaman hias dan dapat dimakan.
Passiflora edulis (buah negri atau markisah),
untuk pembuatan sirop.
Gambar Passiflora edulis
j.
Suku Caricaceae
Semak
atau pohon kecil yang batangnya tidak berkayu, daun tunggal, berbagi atau
majemuk menjari, duduknya tersebar. Biasanya terkumpul pada ujung batang atau
cabang, tanpa daun penumpu. Bunga banci atau berkelamin tunggal, aktinomorf,
poligam, mempunyai dasar bunga yang berbentuk seperti lonceng. Kelopak berlekuk
5 atau bertepi rata. Daun mahkota 5, pada bunga jantan berlekatan, pada bunga
betina berlekatan menjadi bulu yang pendek atau bebas. Benang sari 10, tertanam
pada bunganya, tangkai sari bebas atau berlekatan pada tangkainya, pada bunga
jantan dengan rundimen putih atau tidak ada. Pada bunga betina tidak terdapat
rundimen benang sari atau staminobium, putik dengan tangkai putik pendek, bebas
atau tanpa tangkai putik, bakal buah menumpang, beruang 1, atau beruang terbagi
menjadi 5 ruang oleh sekat-sekat semu. Bakal biji banyak pada 3-5 tembuni yang
terdapat pada dinding bakal buah, masing-masing dengan 2 integumen. Buahnya
buah buni dengan daging buah yang tebal dan lunak. Biji dengan endosperm dan
lembaga yang lurus.
Suku ini
mencakup 45 jenis terbagi dalam 4 marga. Yang paling terkenal adalah Carica papaya. Banyak ditanam sebagai
pohon buah-buahan.
Gambar Carica papaya
k. Suku
Loasaceae
Terna
atau semak, kadang-kadang berupa liana atau tumbuhan membelit, kebanyakan
seluruh tubuh berambut kasar, berkait, kadang-kadang berupa rambut-rambut
gatal. Daun tunggal, bertepi rata atau bertoreh dengan berbagai cara, duduknya
berhadapan, tanpa daun penumpu. Bunga terpisah-pisah atau tersusun dalam
rangkaian yang simos atau seperti bongkol, banci, aktinomorf, dasar bunga
berbentuk buluh atau kerucut sungsang. Daun kelopak 4-7, biasanya 5, bagian
bawah melekat pada dasar bunga, bagian luarnya bergerigi yang kadang-kadang
trputar seperti spiral, tidak gugur. Daun mahkota sama banyaknya dengan daun
kelopak, bebas, berkuku, seringkali berbentuk cekung. Benang sari banyak jarang
hanya sedikit (2-5), di samping itu terdapat sejumlah staminobium yang berseling
dengan daun-daun mahkotanya, seringkali berubah menjadi kelenjar-kelenjar madu.
Putik dengan satu tangkai putik, bakal buah tenggelam atau hampir tenggelam,
beruang 1 dengan banyak atau sedikit bakal biji pada 3-7 tembuni, masing-masing
bakal biji hanya memiliki 1 integumen. Buahnya buah kendaga dengan dinding luar
yang bergerigi seringkali terpilin seperti spiral. Biji seringkali kecil,
dengan atau tanpa endosperm, lembaga lurus bangun garis.
Suku ini
meliputi sekitar 200 jenis yang terbagi dalam kurang lebih 15 marga, hampir
semua penghuni benua amerika yang beriklim tropika dan subtropika, kecuali 1
marga di afrika (marga Kisenia). Contoh : Cajophora
lateritia.
Gambar Cajophora lateritia
l.
Suku Droseraceae
Terna
atau semak-semak kecil, seringkali tanpa batang yang nyata daun tunggal,
tersebar atau tersusun sebagai roset akar, dalam kuncup tergulung ke dalam,
padanya terdapat kelenjar-kelenjar bertangkai yang berperekat atau
berambut-rambut kaku yang berguna untuk menjebak serangga tanpa daun penumpu.
Bunga banci, aktinomorf, biasanya tersusun dalam rangkaian yang bersifat simos.
Kelopak 4-5, sedikit, banyak berlekatan pada tangkainya, tidak gugur. Daun
mahkota sama jumlahnya dengan daun kelopak, hipogin, jarang perigin. Benang
sari 4-20, kadang-kadang hanya 5, hipogin, tangkai sari bebas, jarang
berlekatan dengan tangkainya, kepala sari menghadap keluar, beruang 2, membuka
dengan celah membujur. Putik dengan 3-5 tembuni pada dindingnya atau dasarnya.
Bakal biji banyak, jarang sedikit. Buahnya buah kendaga yang membuka dengan
membelah ruang. Biji dengan endosperm berdaging, lembaga lurus, kecil.
Suku
kecil ini mencakup sekitar 90 jenis yang terbagi dalam 4 marga sebagian besar
(kurang lebih 75 jenis) tergolong dalam marga Drosera. Warga suku ini bersifat
kosmoplit, terutama tumbuhan di tempat-tempat berpasir atau berawa-rawa. Contoh
: Drosera rotundifolia, terna pemakan
serangga, kosmoplit.
Gambar Drosera rotundifolia
m. Suku
Begoniaceae
Terna
atau semak kecil seringkali berbatang basah, kadang-kadang menghasilkan umbi,
dengan daun tunggal asimetris sering berlekuk atau majemuk menjari, duduknya
tersebar, mempunyai daun menumpu. Bunga berkelamin tunggal, berumah 1, aktimorf
atau sigomorf, biasanya tersusun dalam rangkaian berupa anak payung menggarpu.
Bunga jantan dengan 2 daun kelopak dan 2-6 daun mahkota, 4 sampai banyak benang
sari dengan tangkai sari yang bebas atau berlekatan pada pangkalnya. Bunga
betina dengan hiasan bunga seperti pada bunga jantan, staminodium kecil atau
tidak ada. Putik dengan 2 -5 tangkai putik yang bebas atau berlekatan pada
pangkalnya, bakal buah tenggelam bersayap beruang 3, kadang-kadang 2-6 tetapi
tidak sempurna. Bakal biji banyak, masing-masing dengan 2 integumen, terdapat pada
tembuni yang terbagi-bagi. Buahnya buah kendaga atau buah buni. Biji kecil,
tanpa endosperm atau dengan sedikit endosperm, lembaga lurus.
Suku ini
mencangkup lebih dari 800 jenis hampir semua tergolong dalam marga Begonia, kebanyakan didaerah tropika.
Contohnya: Begonia Rex-cultorum, Begonia Semperflorens.
Gambar Begonia
Semperflorens
2. Bangsa Guttiferales
(Clusiales)
Sebagian besar berupa semak,
perdu atau pohon dengan batang berkayu, daun tunggal berhadapan, dengan atau
tanpa daun penumpu. Bunga hampir selalu banci, dengan kelopak dan daun-daun
mahkota yang bebas, kebanyakan berbilangan 5. Benang sari sama banyaknya dengan
jumlah daun mahkota, jika lebih berberkas. Putik dengan bakal buah yang
menumpang. Biji dengan endosperm yang tidak mengandung zat tepung.
Dari segi anatomi
terdapat sifat-sifat yang khas, yaitu adanya sel-sel spikula ( sel-sel yang
mengandung badan-badan seperti paku atau jarum-jarum kecil) dalam daging
daunnya dan terdapatnya saluran-saluran atau rongga-rongga yang berisi resin
terutama dalam kulit batang.
Bangsa ini
membawahi sejumlah suku diantaranya yaitu :
a.
Suku Dilleniaceae
Semak atau pohon,
sering kali berupa liana dengan daun tunggal bertepi rata atau bergigi yang
duduknya tersebar atau berhadapan, ada kalanya berupa terna dengan daun-daun
pada pangkal batangnya, daun penumpu tidak ada atau seperti sayap menempel pada
tangkai daun. Bunganya berukuran kecil sampai sedang, banci dan kadang-kadang
berkelamin tunggal. Daun kelopak 3 sampai banyak, tidak gugur. Daun mahkota 2
sampai 5, lekas gugur, biasanya berwarna putih atau kuning. Benang sari banyak
. Tangkai sari bebas atau berlekatan dengan berbagai cara pada pangkalnya dan
membentuk berkas-berkas. Putik terdiri atas bakal buah yang apokarp, menumpang,
tiap bagian berisi 1 sampai banyak bakal biji, masing-masing dengan 2
integumen. Buah bila masak membuka menurut sisi punggung. Biji mempunyai salut,
endosperm seperti daging, lembaga kecil. Suku ini meliputi 300 jenis, terbagi
dalam 11 marga, terutama terdapat di daerah-daerah beriklim panas.
Contohnya :
Dillenia : Dillenia
indica
Hibbertia: Hibbertia
volubilis , Hibbertia ericifolia
Ouratea : Ouratea coccinea
Blastemanthus
: Blatemanthus gemmiflorus.
Gambar Dillenia indica
b.
Suku Camelliaceae (theaceae)
Semak, perdu, atau
pohon dengan daun tunggal yang tersebar tanpa daun penumpu. Bunga biasanya
terpisah-pisah, jarang tersusun sebagai malai atau rangkaian yang bersifat
rasemos, banci, jarang berkelamin tunggal. Daun kelopak berjumlah 4 sampai 7,
daun mahkota 4 sampai banyak, kadang-kadang berdekatan pada pangkalnya. Benang
sari banyak kadang-kadang bergerombol-gerombol. Bakal buah menumpang atau
setengah tenggelam. Buahnya buah buni atau buah kendaga yang pecah dengan
membelah ruang. Biji dengan atau tanpa endosperm, lembaga lurus atau bengkok.
Suku ini meliputi
sekitar 400 jenis terbagi dalam lebih dari 20 marga, kebanyakan di daerah
tropika dan subtropika.
Contohnya :
Camellia: Camellia
sinensis (teh cina), Camellia assamica (teh asam)
Eurya : Eurya
japonica ( tanaman hias)
Camellia sinensis
c.
Suku Clusiaceae
Kebanyakan berupa
pohon, jarang berupa terna, mempunyai saluran resin atau kelenjar-kelenjar
minyak. Bunga banci atau berkelamin tunggal. Kelopak dan mahkota mempunyai
susunan da letak yang amat bervariasi, daun kelopak 2 sampai 6, daun mahkota
sama banyaknya dengan daun kelopak,
benang sari banyak, dan sebagian bersifat mandul. Buah dengan bentuk dan
struktur yang bermacam-macam, biji tanpa endosperm.
Suku ini meliputi
sekitar 820 jenis, tersebar di daerah tropika sampai ke daerah iklim sedang.
Contohnya :
Hypericum : Hypericum
perforatum ( akarnya berguna dalam obat-obatan)
Garcinia : Garcinia
hamburyi (getahnya berguna dalam obat-obatan)
Mesua : Mesua
ferrea (menghasilkan sejenis kayu besi)
Gambar bunga Mesua ferrea
Gambar
daun Mesua
ferrea
Gambar pohon Mesua ferrea
d.
Suku
Dipterocarpaceae
Kebanyakan berupa
pohon-pohon yang merupakan penyusun utama hutan-hutan tropika basah, terutama
di dataran-dataran rendah di kawasan Asia Tenggara, daun tunggal, tersebar,
mempunyai daun penumpu. Bunga banci, daun kelopak 5, daun mahkota 5. Benang
sari 5 sampai banyak. Buah hanya berisi 1 biji, biasnaya tidak pecah bila
masak. Biji tanpa endosperm.
Suku ini meliputi
lebih dari 300 jenis yang tebagi dalam sekitar 20 marga, merupakan penghasil
utama komoditi kayu, disamping itu juga minyak lemak ( minyak tengkawang),
damar, dan kamfer.
Contohnya :
Hopea : Hopea
micrantha
Dryobalanops : Dryobalanops
camphora ( kamfer borneo)
Shorea : Shorea
leavis
Isoptera : Isoptera
sumatrana
Gambar Shorea leavis
3.
Bangsa Malvales (Columniferae)
Warga bangsa Malvales disebut juga Columniferae,
mempunyai ciri khas, yaitu terdapat “columna”, yaitu bagian bunganya terdiri
atas perlekatan bagian bawah tangkai sarinya membentuk badan yang menyelubungi
putik dan bagian pangkalnya berlekatan dengan pangkal daun-daun mahkota,
sehingga bila mahkota bunga ditarik keseluruhannya maka akan terlepas dari
bunga bersama-sama dengan benang-benang sari dengan meninggalkan kelopak dan
bakal buah saja.
Tumbuhan yang tergolong bangsa ini kebanyakan
berupa semak atau pohon, ada pula yang merupakan terna yang annual. Daun
tunggal, tersebar, mempunyai daun penumpu. Bunga umumnya banci, aktinomorf,
berbilangan 5, dengan daun-daun kelopak yang berkatup dan daun-daun mahkota
seperti sirap atau genting. Benang sari banyak, tersusun dalam 2 lingkaran,
yang dilingkaran luar seringkali tereduksi, yang di lingkaran dalam membentuk
“columna”. Bakal buah menumpang, beruang 2 sampai banyak, dalam tiap ruang
terdapat 1 atau banyak bakal biji yang tegak, masing-masing dengan 2 integumen.
Pada bagian-bagian tertentu seperti daun dankulit batang terdapat sel-sel atau
saluran-saluran lendir, dan diluar sering terdapat rambut-rambut berbentuk
bintang.
Dalam bangsa ini ada beberapa suku, diantaranya
adalah :
a. Suku Tiliaceae
Kebanyakan berupa tumbuhan berkayu. Daun tunggal kadang-kadang berlekuk,
mempunyai daun penumpu dan duduknya tersebar. Bunga banci, jarang berkelamin
tunggal, dan aktinomorf. Daun kelopak 4-5, bebas atau berlekatan, tersusun
seperti katup. Daun mahkota 4-5, kebanyakan bebas dengan susunan seperti katup.
Benang sari umumnya banyak atau 2x jumlah daun mahkota, tidak berlekatan tapi
sering tersusun dalam 5-10 berkas. Bakal buah menumpang, terdiri dari 2 sampai
banyak ruang, tiap ruang dengan 1 sampai banyak bakal biji, jarang beruang 1
dengan tembuni pada dinding. Kadang-kadang bunga mempunyai pendukung putik dan
benang sari (androginofor). Buah mempunyai beberapa ruang, menyerupai buah
kendaga, kadang-kadang terbagi dalam beberapa bagian yang kemudian
terpisah-pisah, kadang-kadang berupa buah keras dengan 1 biji. Biji mempunyai
endosperm, lembaga biasanya lurus.
Suku ini mencakup lrbih dari 500 jenis yang terbagi dalam lebih
dari 50 marga, kebanyakan tumbuh di daerah tropika. Contoh-contoh :
Tilia :
T. platyphyllos dan T.
cordata (daunnya berkhasiat obat)
Corchorus
: C. capsularis dan C.
olitorius, menghasilkan serabut kulit yang digunakan untuk pembuatan karung
goni.
Triumfetta
: T. plasa, T. tomentosa, T. rhomboidea, T. indica.
Spermannia
: S. Africana.
Grewia :
G. tomentosa, G. guazumaefolia, G. columnaris.
Gambar Corchorus olitorius
b. Suku Elaeocarpaceae
Tumbuhan yang dimasukkan dalam suku ini mempunyai ciri-ciri yang
serupa dengan suku Tiliaceae. Perbedaan hanya terletak pada tidak terdapatnya
saluran-saluran lendir dalam jaringan tubuhnya. Berhubung karena itu, untuk
sementara ini para ahli taksonomi tidak memisahkannya sebagai suku yang berdiri
sendiri, tetapi disatukan dengan suku Tiliaceae. Contoh :
Alaeocarpus
: E. ganitrus (jenitri) dan E. grandiflorus, sering digunakan sebagai tanaman hias.
Muntingia
: M. calabura (talok)
Gambar Elaeocarpus ganitrus
c. Suku Sterculiaceae
Pohon, semak, atau terna dengan rambut-rambut bintang atau sisik,
daun tunggal bertepi rata, kadang-kadang berlekuk menjari atau majemuk, duduk
daun tersebar, mempunyai daun penumpu yang lekas runtuh. Bunga biasanya banci
atau berkelamin tunggal, berumah 1, aktinomorf, jarang dengan kedudukan
terminal, seringkali dengan batang (kauliflor). Daun kelopak 3-5, sedikit
banyak berlekatan, tersusun seperti katup, daun mahkota 5, bebas atau pada
pangkal berlekatan dengan buluh yang terbentuk dari perlekata tangkai-tangkai
sari, tersusun seperti genting. Benag sari seringkali tersusun dalam lebih dari
1 lingkaran, yang sebelah luar mandul, yang sebelah dalam berlekatan dengan
membentuk buluh, kepala sari beruang 2, membuka dengan celah membujur atau
dengan liang di ujung atasnya. Bakal buah menumpang, tersusun atas 2-5,
kadang-kadang 10-12 daun buah, atau hanya terdiri dari 1 daun buah saja. Tiap
ruang berisi 2 bakal biji atau lebih. Biji dengan endosperm berdaging atau
tanpa endosperm. Lembaga lurus atau bengkok.
Warga suku ini meliputi lebih dari 700 jenis terbagi dalam lebih
dari 50 marga, yag tersebar di daerah tropika dan subtropika.
Contoh-contoh
:
Sterculia
: S. foetida (jangkang atau kepuh), basa yang diperoleh
dari abu cangkang buahnya digunakan untuk pembuatan kue-kue Cina.
Theobroma
: T. cacao (coklat), dari bijinya diuat bubuk coklat dan
mentega coklat.
Cola :
C. vera dan C.
nitida, menghasilkan obat.
Dombeya
: D. wallichii dan D.
acutangula, sebagai tanaman hias.
Firmiana
: F. plantanifolia, F. colorata, sebagai tanaman hias.
Guazuma
ulmifolia (jati belanda).
Brachychiton
acerifolius, sebagai tanaman hias.
Gambar Theobroma cacao
d. Suku Bombacaceae
Warga suku ini hampir selalu berupa pohon-pohon yang dapat menjadi
tinggi besar, mempunyai sisik-sisik atau berambut bintang, daun tunggal atau
majemuk menjari, duduknya tersebar dengan daun penumpu. Bunga kadang-kadang
besar dan warna menarik, bunga banci, aktinomorf. Daun kelopak 4-5, biasanya
berlekatan, dalam kuncup tersusun seperti terpilin ke satu arah. Benang sari
sama banyaknya dengan jumlah daun mahkota dan duduk berhadapan dengan daun-daun
mahkota. Bila jumlahnya besar seringkali berlekatan membentuk buluh atau
tersusun dalam berkas-berkas. Kepala sari beruang 1-2 atau lebih, serbuk sari
dengan permukaan yang licin. Bakal buah menumpang sampai tenggelam, beruang
2-5, tiap ruang berisi 2-banyak bakal biji. Buahnya buah kendaga, seringkali
pecah dengan membelah ruang, sisi dalam kulitnya seringkali berambut. Biji
dengan atau tanpa endosperm.
Suku ini mencakup sekitar 140 jenis yang terbagi dalam 20 marga,
terutama di daerah tropika. Contoh-contoh :
Bombax
(Salmalia) : B. malabaricum (S. malabarica) (randu
alas, kapok hutan).
Ceiba
(Eriodendron) : C. pentandra (Eriondendron anfractuosum), penghasil kapok.
Adansonia
digitata
Durio
zibethinus (durian)
Gambar Durio zibethinus
e. Suku Malvaceae
Terna atau semak-semak, jarang berupa pohon, seringkali dengan
batang yang mempunyai serabut-serabut kulit, serta penutup permukaan
organ-organ tertentu yang berupa rambut-rambut bintang atau sisik-sisik. Daun
tunggal, bertepi rata atau berlekuk, kebanyakan bertulang menjari, duduknya
tersebar, mempunyai daun penumpu. Bunga besar, banci, aktinomorf, daun kelopak
4-5, sedikit banyak berlekatan, dengan susunan seperti katup, disamping itu
sering terdapat kelopak tambahan, daun mahkota 5, bebas satu sama lain, tetapi
pada pangkal sering berlekatan dengan buluh (columna) yang merupakan perlekatan
tangkai-tangkai sarinya. Benang sari banyak dengan tangkai sari yang berlekatan
membentuk suatu kolom yang berongga menyelubungi putik dan pada bagian atas
terbagi-bagi dalam cabang-cabang yang masing-masing mendukung kepala sari yang
hanya beruang 1 dan membuka celah yang membujur, serbuk sari dengan permukaan
berbenjol-benjol. Bakal buah menumpang, beruang 2 atau beruang banyak,
seringkali beruang 5 dengan 1 sampai banyak bakal biji, tangkai putik sama
banyaknya dengan jumlah ruang dalam bakal buah atau 2x jumlah ruang. Buahnya
buah kendaga atau buah berbelah. Biji kebanyakan berupa endosperm dan lembaga
yang lurus atau bengkok. Contoh-contoh :
Gossypium : Gossypium.herbaceum, Gossypium barbadense, Gossypium arboretum, Gossypium peruvianum, Gossypium hirsutum (kapas), penghasil
bahan sandang yang sangat penting.
Hisbiscus
rosa sinensis (kembang sepatu).
Thespesia
populnea (waru laut)
Malvaviscus
arboreus, sebagai tanaman hias.
Gambar Gossypium
herbaceum
4.
Bangsa Geraniales (Gruinales)
Warga bangsa ini kebanyakan
berupa terna atau semak-semak kecil, jarang berupa perdu atau pohon, dengan
daun-daun tunggal atau majemuk tanpa kelenjar-kelenjar minyak, balsam, atau
resin,tetapi sering terdapat sel-sel lendir, terutama pada epidermis daun, daun
penumpu kadang-kadang ada, kadang-kadang tidak. Bunga berbilangan 5, daun
kelopak dan daun-daun mahkota bebas, benang sari tersusun dalam 1 lingkaran
atau dalam 2 lingkaran dengan benang sari dalam lingkaran yang luar berhadapan
dengan daun-daun mahkota, ada pula yang benang sarinya banyak. Cakram tidak
terdapat, bakal buah beruang 3-5 dengan satu beberapa bakal biji disudut-sudut
ruang. Biji kebanyakan tanpa endosperm, lembaga lurus.
Bangsa ini mencakup beberapa
suku, diantaranya :
a.
Suku
Erythroxylaceae
Semak, perdu, atau pohon
dengan daun dalam daun tunggal yang duduknya tersebar , dengan 1 daun penumpu
dalam ketiak yang tetap atau 2 daun penumpu diluar ketiak yang lekas runtuh.
Bunga banci, aktinomorf. Kelopak bangun lonceng, berlekuk 5, tidak gugur.
Mahkota terdiri atas daun mahkota yang bebas, tersusun seperti genting, sisi
dalam mempunyai lidah-lidah. Benang sari 10, tersusun dalam 2 lingkaran, pada
pangkal sedikit banyak berlekatan membentuk buluh, kepala sari bangun jorong,
beruang 2 membuka dengan celah membujur. Bakal buah tersusun atas 3 daun buah,
beruang 3 tiap ruang berisi 1-2 bakal biji. Buahnya buah batu, biji dengan
endosperm, lembaga lurus.
Contoh : Erythroxylon
coca (koka peru), Erythroxylon
novogranatense (koka jawa), penghasil obat bius kokain. Sering ditanam
sebagai tanaman hias.
Gambar Erythroxylon coca
b.
Suku Linaceae
Terna atau tumbuhan
berbatang berkayu dengan daun tunggal yang duduknya tersebar atau berhadapan,
dengan atau tanpa daun penumpu, bila ada sering kali menyerupai kelenjar. Bunga
banci, aktinomorf, berbilangan 4-5. Kelopak terdiri atas 4-5 daun kelopak bebas,
atau sebagian berlekatan pada pangkalnya. Daun mahkota bebas, sering kali
berkuku, tersusun seperti genting . benang sari sama banyaknya dengan jumlah
daun mahkota, kadang-kadang banyak sebagian mandul , pada pangkalnya belekatan.
Kepala sari menghadap kedalam, beruang dua, membuka dengan celah membujur.
Bakal buah menumpang, beruang 2-10, tiap berisi 1-2 bakal biji. Buahnya buah
kendaga yang membuka dengan membelah sekat atau buah batu. Biji pipih dengan
endosperm sedikit atau banyak atau tidak ada. Lembaga lurus dengan daun lembaga
yang pipih.
Suku ini mencakup
sekitar 300 jenis yang terbagi dalam 17 marga, dari daerah iklim sedang sampai
kedaerah panas. Yang paling terkenal yaitu marga Linum yang terdiri atas
sekitar 140 jenis.
Contohnya :
Linum usitasisimum (lena), menghasilkan
serat yang digunakan untuk pembuatan bahan tekstil (kain lena) dan minyak cat
untuk melukis.
Linum grandiflorum, yang sangat digemari
orang sebagai tanaman hias karena indahnya warna bunganya.
Gambar Linum usitatissimum
c. Suku
Oxalidaceae
Kebanyakan berupa terna, ada pula yang berupa
semak, perdu, atau bahkan berupa pohon. Daun majemuk menjari atau menyirip,
kadang-kadang tampak seperti daun tunggal karena adanya reduksi anak-anak
daunnya,duduknya tersebar, biasanya tanpa, jarang mempunyai daun penumpu. Bunga
banci, aktinomorf, sering kali ada yang tidak sempurna karena adanya reduksi
daun-daun mahkotanya, biasanya terpisah-pisah, atau terangkai dalam berbagai
ragam susunan, bersifat simos maupun rasemos. Kelopak bercangap atau berbagi 5,
tersusun seperti genting. Daun mahkota 5, berkuku pendek, bebas atau belekatan
pendek pada pangkalnya. Benang sari 10, kadang hanya 5 tetapi dapat pula sampai
15, sebagian sering tanpa kepala sari beruang
2, membuka dengan celah membujur. Bakal buah menumpang, beruang 5, tiap ruang
dengan 1- banyak bakal biji.buahnya buah kendaga yang membuka dengan membelah
ruang, kadang-kadang berupa buah buni. Biji seringkali mempunyai kulit biji
yang elastis, dengan endosperm berdaging, lembaga lurus.
Suku ini meliputi sekitar 900-an jenis, terbagi
dalam 8 marga, sekitar 75% termasuk marga Oxalis.
Contoh : Oxalis
corniculata, Oxalis repens, Averrhoea bilimbi (belimbing wuluh).
Gambar Averrhoea bilimbi (belimbing wuluh)
d. Suku Geraniceae
Warga suku ini terutama terdiri atas terna
anual atau semak-semak kecil, jarang berupa perdu atau pohon. Daun berlekuk,
berbagi, atau mejemuk, duduknya tersebar atau berhadapan, dengan sepasang daun
penumpu. Bunga banci, aktinomorf, kebanyakan berbentuk dann berwarna menarik.
Kelopak tidak gugur, terdiri atas 4-5 daun kelopak, bebas atau berlekatan
sampai tengah-tengah, tersusun seperti genting, jarang seperti katup, sisi
punggungnya sering kali bertaji. Daun mahkota 5, jarang hanya 4, adakalanya
tanpa mahkota , tersusun seperti genting, jarang terpilin. Benang sari 2-3 x
jumlah daun kelopak, diantaranya ada beberapa yang tidak berkepala sari,
tangkai sarinya pada pangkal sedikit banyak berlekatan. Kepala sari beruang 2,
membuka dengan celah membujur. Bakal buah berlekuk 3-5, menumpang, beruang 2-5,
tiap ruang dengan 1-2 bakal biji, adakalanya 2 –banyak. Buahnya berlekuk, tiap
lekukan berisi 1 biji, jarang lebih, bila masak terbagi dalam beberapa bagian
yang masing-masing mempunyai ujung yang berparuh. Biji bergantung pada tangkai
biji, mempunyai endosperm tipis atau tanpa endosperm. Lembaga lurus atau
bengkok.
Suku ini meliputi lebih dari 600 jenis,
kira-kira separuh tergolong dalam marga Geranium dan separoh lagi dalam marga
Pelargonium, sisanya terbagi dalam sekitar 9 marga, semuanya terdapat
didaerah-daerah beriklim panas.
Contoh :
Geranium sanguineum, Geranium phaeum,
Pelargonium zonale, Pelargonium peltatum.
Gambar
Geranium sanguineum
e.
Suku
Tropaeolaceae
Terna sekulen, berbaring ,
membelit, atau memanjat, dengan tangkai daunnya, berbatang basah dengan getah
cair gatal. Daun seringkali bangun perisai, tunggal atau bertoreh, duduknya
tersebar, dibagian bawah seringkali berhadapan, dengan atau tanpa daun penumpu.
Bunga banci zigomorf, terpisah-pisah, dalam ketiak daun. Kelopak berwarna,
berbibir 2, daun kelopak seperti genting atau katup, yang disamping sering
lebih besar, yang dibagian punggung
bertaji (sering dianggap sebagai bagian sumbu bunga). Daun mahkota 5,
karena ada keguguran dapat berkurang sampai tinggal 2, bebas tersusun seperti
genting, 2 yang dibagian atas sering kali agak berbeda dari yang lain. Benang
sari 8, bebas sering bembengkok ke bawah. Kepala sari beruang 2, membuka
kesamping dengan celah membujur. Bakal buah menumpang, beruang 3, tiap ruang
berisi 1 biji, tangaki putik 1, diujungnya mendukung 3 kepala putik. Buahnya
berbagi dalam 3 bagian masing-masing dengan 1 biji. Biji tanpa endosperm,
lembaga lurus dengan daun lembaga yang berdaging.
Dalam suku ini mencakup
sekitar 80 jenis yang terbagi dalam 2 marga, terutama terdapat di Amerika
Selatan di daerah pegunungan Andes.
Contoh :
Tropaeolum majus, Tropaeolum peregrinum.
Gambar
Tropaeolum majus
- Suku Zygophyllaceae
Terna anual atau tumbuhan berkayu berupa semak,
jarang berupa pohon, cabang-cabang sering jelas berbuku-buku. Daun majemuk
beranak daun 2 atau menyirip genap, jarang beranak daun 3, duduknya tersebar
atau berhadapan, dengan sepasang daun penumpu yang tidak gugur, kadnag-kadang
seperti duri. Bungan banci, aktinomorf atau zigomorf. Daun kelopak 5,
kadang-kadang 4, bebas, jarang berlekatan dipangkalnya, tersusun seperti
genting atau katup. Daun mahkota sama banyaknya dengan daun kelopak, ada
kalanya tidak ada. Benang sari 8-10, kadang-kadang 15, pada pangkalnya
seringkali mempunyai sisik pada pangkal disebelah dalamnya. Kepala sari beruang
2, membuka dengan celah membujur. Bakal buah menumpang, beruang 2-12, tiap
ruang berisi 1-banyak bakal biji. Tangkai putik 1, pendek, kepala putik sering
tampak duduk pada bakal buah. Buah bermacam-macam, tidak pernah berupa buah
buni, kebanyakan berupa buah kendaga atau buah berbagi. Biji dengan atau tanpa
endosperm, lembaga sepanjang bijinya, lurus atau bengkok.
Suku ini meliputi sekitar 250 jenis, terbagi
dalam 26 marga, tersebar didaerah-daerah beriklim panas, banyak yang merupakan
halofit dan xerofit.
Contoh : Guajacum offinicale, Guajacum sanctum.
Gambar Guajacum
officinale
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
1.
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa :
a.
Bangsa Parietales
(Cistales) terdiri dari 14 suku diantaranya:
Suku Cistaceae, Suku Bixaceae, Suku Tamaricaceae, Suku Frankeniaceae,
Suku Elatinaceae, Suku Violaceae, Suku Canellaceae, Suku Flacourtiaceae, Suku
Turneraceae, Suku Passifloraceae, Suku Caricaceae, Suku Loasaceae, Suku
Droseraceae, dan Suku Begoniaceae.
b.
Bangsa
Guttiferales (Clusiales) terdiri dari 4 suku diantaranya:
Suku Dilleniaceae, Suku Camelliaceae, Suku Clusiaceae, dan Suku
Dipterocarpaceae.
c.
Bangsa Malvales
(Columniferae) terdiri dari 5 suku diantaranya :
Suku Tiliaceae, Suku Elaeocarpaceae, Suku Sterculiaceae, Suku
Bombacaceae, dan Suku Malvaceae
d.
Bangsa Geraniales
(Gruinales) terdiri dari 6 suku diantaranya :
Suku Erythroxylaceae, Suku Linaceae, Suku Oxalidaceae, Suku Geraniaceae,
Suku Tropaeolaceae, Suku Zigo
2.
Saran
Bagi para pembaca makalah
ini diharapkan mencari refrensi lain untuk memahami lebih dalam tentang materi
ini.
DAFTAR PUSTAKA
Tjitrosoepomo, Gembong. 2010. Taksonomi
Tumbuhan (Spermatophyta). Gajah Mada University Press ; Yogyakarta.
Sesi Pertanyaan :
1. Pada
suku Clusiaceae terdapat saluran resin, apakah manfaat saluran tersebut ?
(Dewi
Mayasari)
Jawaban
:
Resin
merupakan getah yang dihasilkan oleh berbagai gymnospermae dan beberapa
angiospremae. Getahnya berfungsi sebagai obat dan resin merupakan minyak atsiri
yang wangi yang dapat mengundang serangga untuk datang, sehingga membantu
penyerbukannya.
2. Kenapa
pada suku Violaceae warna bunganya bisa berbeda-beda? (Ahmadin)
Jawaban
:
Hal
ini disebabkan adanya 3 pigmen yang berbeda didalam bunga tersebut, tetapi
belum diketahui nama pigmen tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar