BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa
kelas ascolichenes dan kelas basidiolichenes merupakan merupakan pembagian kelas dari lichenes
(lumut kerak) itu sendiri. Lumut kerak adalah organisme hasil Simbiosis Mutualisma Jamur
pada lumut kerak tidak dapat hidup sendiri di alam.
Lumut kerak (atau Lichenes
dalam istilah ilmiah) adalah suatu organisme majemuk yang
merupakan suatu bentuk simbiosis erat dari fungus (sebagai mycobiont)
dengan mitra fotosintetik (photobiont),
yang dapat berupa alga hijau (biasanya Trebouxia) atau sianobakteri (biasanya Nostoc). Kerja sama ini
demikian eratnya sehingga morfologinya pun berbeda dari
komponen simbiotiknya. Pada beberapa kasus bahkan masing-masing komponen akan
mengalami kesulitan hidup apabila ditumbuhkan terpisah.
Lumut
kerak menyebar sangat luas di muka bumi dan mampu menghuni tempat-tempat
ekstrem, seperti tundra, permukaan batu di pegunungan maupun
pantai, atau tumpukan sampah beracun. Oleh karenanya, lumut kerak dapat
digunakan sebagai pengukur tingkat polusi. Beberapa lumut kerak digunakan
sebagai pewarna, bahan parfum, serta bahan
pengobatan (contoh: kayu
anginUsnea).
Livhenes
atau lumut kerak ini di bagi menjadi dua kelas menurut cendawan yang
menyusunnya seperti yang disebutkan
diatas yaitu ascolichenes dan basidiolichenes. Secara lengakapnya mengenai dua
kelas ini akan di bahas dalam pembahasan makalah ini pada bab selanjutnya.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Adapun
rumusan masalah dalam makalah ini yaitu sebagai berikut :
a. Apa yang dimaksud dengan Lichenes (lumut kerak) ?
b. Bagaimana struktur tubuh Lichenes?
c. Bagaimanakah
habitat Lichenes?
d. Bagaimanakah sistem reproduksi Lichenes?
e. Apakah peranan Lichenes?
f. Bagaimanakah pembagian kelas Lichenes?
C.
TUJUAN
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa
dapat ;
a. Mengetahui yang dimaksud dengan Lichenes (lumut kerak).
b. Mengetahui struktur tubuh Lichenes.
c. Mengetahui habitat hudup Lichenes
d. Mengetahui sistem reproduksi Lichenes.
e. Mengetahui peranan
Lichenes .
f. Mengetahui pembagian kelas Lichenes.
BAB
II
PEMBAHASAN
Lumut kerak adalah organisme hasil Simbiosis
Mutualisma Jamur pada lumut kerak tidak dapat hidup sendiri di alam. Bagaimana
simbiosis jamur dan alga ini hidup di tempat ekstrim yang mahluk hidup lain
tidak mampu hidup, bahkan jamur dan ganggang tersebut hidup terpisah? Lumut
kerak mampu hidup subur pada suhu dan kelembaban yang ekstrim seperti gurun dan
kutub. Populasinya tersebar luas di seluruh dunia dan tumbuh di Indonesia lebih
dari 1000 species yang diketahui dari - 2500 species yang ada.
Organisme ini merupakan kumpulan antara fungi dan algae, tetapi
sedemikian rupa, sehingga dari segi morfologi dan fisiologi merupakan satu
kesatuan.
Algae yang ikut menyusun tubuh Lichenes disebut
gonidium, dapat bersel tunggal atau berupa koloni. Kebanyakan gonidium
adalah ganggang biru (Cyanophyceae) antara lain choococcus dan Nostoc,
kadang-kadang juga ganggang hijau (Cholorophyceae) misalnya Cystococcus
dan Trentopohlia. Kebanyakan cendawan yang ikut menyusun Lichenes
tergolong ke dalam Ascomycetes terutama Discomycetales, hanya
kadang-kadang Pyrenomycetales. Mungkin juga basidiomycetes mengambil
bagian dalam membentuk Lichenes.
Dalam kurtur murni, cendawan itu
memperlihatkan susunan morfologi menurut jenisnya, tetapi bentuk talus seperti Lichenes
baru terjadi jika bertemu dengan jenis ganggang yang tepat. Lain ganggang
akan menghasilkan lain lichens. Jadi bentuk lichenes bergantung
pada macam cara hidup bersama antara kedua macam organisme yang menyusunnya.
Dapat juga hubungan antara kedua ganggang dari jamur itu dianggap sebagai suatu
helotisme. Keuntungan yang timbal balik itu hanya sementara, yang pada
permulaan saja, tetapi akhirnya ganggang diperalat oleh cendawan, dan hubungan
mana menyerupai hubungan seorang majikan dengan budaknya (helot). Dalam
hal ini hidup bersama antara cendawan dan ganggang pada Lichenes dinamakan
helotisme.
Menurut habitusnya kita membedakan Lichenes
yang talusnya menyerupai lembaranlembaran, seperti semak. Yang pertama
biasanya melekat dengan benang-benang menyerupai rizoid pada subtratnya dengan
seluruh sisi bawah talus, sedang yang kedua mempunyai ujung talus yang berbeda
dalam udara. Pembagian ini sama sekali tidak menunjukkan hubungan filogentik
antara anggota-anggota yang tergolong di dalamnya. Kebanyakan Lichenes berkembang
biak vegetatif. Pada talus lichenes cendawan akhirnya dapat membentuk buah
yang menurut jenis cendawan dapat berupa apotesium atau peritesium.
Spora yang dilepaskan, di tempat yang baru akan menjadi Lichenes baru
jika menjumpai jenis ganggang yang tepat, yang sama dengan jenis ganggang pada
talus induknya. Lichenes diklasifikasikan menurut cendawan yang
menyusunnya.
B.
Struktur tubuh Lichenes
1. Anatomi Lichenes
Anatomi Lumut Kerak Apabila kita
sayat tipis tubuh lumut kerak, kemudian diamati di bawah mikroskop, maka akan
terlihat adanya jalinan hifa/misellium jamur yang teratur dan dilapisan
permukaan terdapat kelompok alga bersel satu, yang terdapat disela-sela jalinan
hifa. Secara garis besar susunan tubuh lumut kerak dapat dibedakan menjadi 3
lapisan.Lapisan Luar (korteks)
a. Lapisan ini tersusun atas sel-sel
jamur yang rapat dan kuat, menjaga agar lumut kerak tetap dapat tumbuh.
b. Lapisan Gonidium
Merupakan
lapisan yang mengandung ganggang yang menghasilkan makanan dengan dengan
berfotosintesis.
c. Lapisan Empulur
Tersusun
atas sel-sel jamur yang tidak rapat, berfungsi untuk menyimpan persediaan air
dan tempat terjadinya perkembangbiakan. Pada kelompok lumut kerak berdaun
(feliose) dan perdu (fruticose) memiliki korteks bawah yang susunannya sama
dengan korteks atas, tetapi menghasilkan sel-sel tertentu untuk menempel pada
substirat atau dikenal sebagai rizoid.
2. Morfologi Lichenes
Pertumbuhan
lumut kerak memperlihatkan beberapa macam bentuk morfologi yang berbeda, yang
dikenal sebagai:
a. Foliose (bentuk daun)
Thallusnya
berbentuk lembaran dan mudah dipisahkan dari substratnya. Membentuk bercak pada
batu, dinding dan kulit kayu pohon tropika. Permukaan bawah melekat pada
substrat dan permukaan atas merupakan tempat fotosintesis. Jenis ini tumbuh
dengan garis tengah mencapai 15-40 cm pada lingkungan yang menguntungkan.
b. Crustose
Bentuknya
datar seperti kerak. Tumbuh pada kulit batang pohon. Berbentuk seperti
coret-coret kecil dan pada batang kayu yang sudah mati.
c.
Squamulose
Campuran
bentuk kerak dan daun.
d.
Fruticose
Thallus
tegak mirip perdu. Tumbuh menempel pada substrat oleh satu atau lebih akar.
Beberapa jenis dari lumut ini mempunyai kandungan antibiotik dan anti kanker.
Hidup bergelantungan di udara, menempel pada pohon-pohon di pegunungan.
e.
Lumut Kerak Berfilamen
Lumut ini
tampak seperti kapas wol. Tumbuh pada kulit kayu pohon dan perdu, berwarna
jingga kekuningan atau hijau cerah.
C.
Habitat Lichenes
Lumut kerak menyebar sangat luas di muka bumi dan
mampu menghuni tempat-tempat ekstrem, seperti tundra, permukaan batu di
pegunungan maupun pantai, atau tumpukan sampah beracun. Oleh karenanya, lumut
kerak dapat digunakan sebagai pengukur tingkat polusi.
Lichenes hidup sebagai epifit pada pohonpohonan, tetapi dapat juga di atas
tanah, terutama di daerah tundra di sekitar kutub utara. Lichenes dapat kita temukan sampai di
atas gunung-gunung yang tinggi. Beberapa jenis dapat masuk pada bagian bagian
pinggir batu-batu, oleh karenanya disebut sebagai endolitik.
D.
Reproduksi Lichenes
Pada umumnya lichenes berkembang
biak secara vegetatif, dengan cara:
1. Sebagian talus
memisahkan diri yang kemudian akan berkembang menjadi individu baru.
2. Perkembangbiakan
melalui soredium. Soredium adalah kelompok kecil sel-sel
ganggang yang sedang membelah dan diselubungi oleh benang-benag
miselium menjadi suatu badan yang dapat terlepas dari induknya. Dengan
robeknya dinding thalus soredium tersebar seperti debu yang tumbuh menjadi
Lichenes baru. Seringkali soredium itu terjadi
dalam talus pada tempat-tempat yang mempunyai batas yang jelas yang dinamakan
soralum.
3. Perkembangbiakan
dengan spora. Spora yang dilepaskan, ditempat yang baru dapat
berkembang menjadi Lichenes baru jika menjumpai jenis ganggang yang tepat, yang
sama dengan jenis ganggang pada talus induknya.
E.
Peranan Lumut Kerak
Lumut
kerak mampu hidup pada daerah bebatuan dan mampu merubah area tandus berbatu
menjaditempat yang digunakan untuk tumbuh-tumbuhan lain.Peran lumut kerak bagi
manusia:
1. Sebagai tumbuhan perintis
2. Membantu siklus nitrogen
3. Sebagai indikator lingkungan
4. Peranan lain dari lumut kerak
Peranan lain dari lumut kerak
adalah:
·
Jenis ustenea dasypoga dan usnea miseminensis dapat dijadikan
obat karenamengandung antikanker.
·
Jenis Roccella tinctoria digunakan sebagai bahan dasar
lakmus.
·
Selain peran menguntungkan, ternyata lumut kerak juga dapat
meruginan karena mampu merusak batuan pada peninggalan sejarah seperti candi
Borobudur dan candi-candi lainnya.
Walaupun
lumut kerak mampu hidup pada lingkungan ekstrim, tetapi lumut kerak sangat peka
terhadap polusi. Oleh sebab itu lumut kerak dapat dijadikan indikator
pencemaran udara, darat, hujan asam, logam berat, kebocoran radioaktif dan
radiasi sinar. Ultra violet sebagai akibat penurunan ozon. Lumut kerak sangat
peka terhadap pencemaranpaling rendah sekalipun. Jika pada suatu daerah tidak
terdapat lumut kerak, memberikan petunjuk bahwa daerah itutelah terkena
pencemaran.
Beberapa
lumut kerak yang mengandung ganggang cyanophyta (cynobacterium) yang tumbuh
tersebar di hutan tropika mampu hidup pada intensitas cahaya yang rendah dan
yang lebih penting mereka dapat menggunakan nitrogen bebas (gas nitrogen)
menjadi nitrogen organik (asam amino dan protein). Jadi lumut kerak cynobacterium
dalam ekosistem membantu daur nitrogen yang berperan dalam persediaan pupuk
alami pada ekosistem dasar hutan hujan.
F.
Pembagian Kelas Lichenes
1. Kelas ASCOLICHENES
Jika cendawan yang menyusunya tergolong dalam Pyrenomycetales, maka tubuh buah yang dihasilkan berupa peritesium, misalnya Dermatocarpon dan Verrucaria. Jika cendawan penyusunnya tergolong dalam Discomycetales, Lichenes membentuk tubuh buah yang berupa apotesium. Berlainan dengan Discomycetales yang hidup bebas, yang apotesiumnya hanya berumur pendek, apotesium pada Lichenes ini berumur panjang , bersifat seperti tulang rawan dan mempunyai askus yang berdinding tebal. Dalam golongan ini termasuk Usnea (rusuk angina) yang membetuk semak kecil dan banyak terdapat pada pohon-pohon dalam hutan, lebih-lebih di daerah pegunungan. Sebagai contoh disebut Usnea barbata dan Usnea dasypoga, yang dalam rakyat Indoneisa dianggap mempunyai khasiat obat, merupakan salah satu ramuan dalam pembuatan jamu-jamu tradisional.
Usnea menghasilkan suatu anti biotika asam usnin, yang berguna untukmelawan tuberculosis.
Selanjutnya Rocella tinctoria, untuk pembuatan lakmus; Cladonia rangiferina, banyak terdapat didaerah tundra di sekitar kutub utara dan merupakan makanan utama bagi rusa kutub; Cetraria islandica, banyak terdapat di daerah pegunungan di Eropa, mampunyai khasiat obat.
Berdasarkan Cendawan yang Menyusunnya Ascholichenes terdiri atas lima bangsa/ordo, yaitu:
a.
Caliciales : memiliki aksokarp dengan askus-askus yang disintegrasisehingga
memiliki massa yang hilang/ hancur.
Contoh: Calicium
b.
Graphidales : memiliki thallus yang crustose dengan apotechia yang memanjang
membentuk suatu deretan.
Contoh: Graphis.
c.
Cyanophilales : (Gk. kyanos = biru, philein = menyukai). Bangsa
ascholichenes yang alganya Cyanopyceae.
Contoh: Peltigera.
d.
Lechanorales : simbiontnya dengan Chlorophyceae dan tipe tubuh buahnya apothecium di
tepi thallusnya.
Contoh : Parmelia.
e.
Caloplacales : Bangsa lichenes yang memiliki spora-spora berdinding tipis, biasanya
ada 2 sel saja.
Contoh: Caloplaca
2. Kelas BASIDIOLICHENES (HYMENOLICHENES)
Kebanyakan mempunyai talus yang berbentuk lembaran-lembaran. Pada tubuh buah terbentuk lapisan himenium yang mengandung basidium, yang sangat menyerupai tubuh buah Hymenomycatales. Contoh Cora pavonia.
Selain sebagai bahan pembuatan obat-obatat, adapula beberapa jenis lumut kerak yang berguna sebagai pembuatan zat warna yaitu roccella tinctoria untuk pembuatan lakmus. Lain-lainnya yang dapat dimakan,adapula yang beracun.
Lichenes dipisahkan dari fungi dan dijadikan suatu golongan yang beridiri sendiri. Kebanyakan ahli menganggap perlu dipisahkannya Lichenes dari fungi untuk merupakan gologan tersendiri. Jadi tanpa Algae cendawan itu umumnya tidak lagi dapat hidup dan tidak akan terbentuk Lichenes.
Selanjutnya mengingat munculnya sifat-sifat khusus dan karakteristik dari adanya simbiosis antara Fungi dan Algae ditambah lagi dengan didapatnya hasillhasil metabolisme yang merupakan zat-zat yang sampai sekarang tidak dihasilakan oleh Fungi dan Algae yang hidup terpisah maka sudah semestinya jika Lichenes itu merupakan golongan yang tersediri.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan
dapat disimpulkan bahwa:
1. Lichenes (Lumut kerak)
adalah organisme hasil Simbiosis Mutualisma Jamur pada lumut kerak tidak dapat
hidup sendiri di alam, Organisme ini merupakan kumpulan antara fungi dan algae,
tetapi sedemikian rupa, sehingga dari segi morfologi dan fisiologi merupakan
satu kesatuan.
2. Struktur tubuh lichenes
yaitu terbagi atas anatomi dan morfologi :
a. Anatomi tubuh lumut kerak
ditandai dengan adanya jalinan hifa/misellium jamur yang teratur dan dilapisan
permukaan terdapat kelompok alga bersel satu, yang terdapat disela-sela jalinan
hifa
b. Marfologi tubuh lumut
kerak yati ada beberapa macam yaitu Foliose (bentuk daun) Thallusnya berbentuk
lembaran dan mudah dipisahkan dari substratnya, Crustose bentuknya datar
seperti kerak, Squamulose campuran bentuk kerak dan daun, Fruticose Thallus
tegak mirip perdu, Lumut Kerak Berfilamen, Lumut ini tampak seperti kapas wol.
3. Habitah Lichenes yaitu hidup
sebagai epifit pada pohonpohonan, tetapi dapat juga di atas tanah, terutama di
daerah tundra di sekitar kutub utara.
4. Perkembangbiakan lumut kerak pada umumnya berkembang biak
secara vegetatif.
5. Peranan lumut kerak yaitu sebagai tumbuhan perintis, membantu siklus nitrogen, Sebagai indikator lingkungan, Peranan lain dari lumut kerak yaitu sebagai bahan
obat-obatan.
6. Pembagian kelas lichenes
ada dua kelas yatu kelas ascholichenes, dan kelas basidiodichenes.
B.
SARAN
Bagi para pembaca yang ingin mengetahui lebih jelasnnya mengenai lumut
kerak, agar mencari lagi referensi yang lain karena tidak dapat kami pungkiri
bahwa dalam pembuatan makalah ini, masih banyak kekurangan yang perlu
disempurnakan.
DAFTAR PUSTAKA
Tjitrosoepomo, Gembong. 1989. Taksonomi Tumbuhan (Schizophyta,
Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta). Gadjah Mada University Press:
Yogyakarta
http://www.bpkpenabur.or.id/node/4512
http://www.duniaedukasi.net/2010/05/lumut-kerak.html
Headerx bagus masbro...
BalasHapus